Senin, 28 Februari 2011

Perbedaan Web 1.0, Web 2.0 dan Web 3.0

Web diumpamakan sebagai suatu ruang informasi untuk mempermudah kebutuhan pengaksesan informasi secara luas dan tidak terbatas dengan menggunakan berbagai sumber daya yang diidentifikasi oleh sistem pengenal global yang disebut Uniform Resource Identifier (URL).

WEB 1.0
Perkembangan web diawali dari Web 1.0. Secara garis besar sifat Web generasi pertama ini adalah sebagai media Read saja, karena hanya digunakan untuk kepentingan informasi tertentu dengan menggunakan tampilan halaman web yang sederhana.

WEB 2.0
Dalam perkembangan selanjutnya muncul Web 2.0 yang diperkenalkan oleh O’Reilly Media pada tahun 2004. menurut O’Reilly Media, web 2.0 merupakan revolusi bisnis di industri komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet sebagai media platform, juga digunakan sebagai percobaan dalam memahami aturan untuk mencapai keberhasilan platform baru tersebut. Secara mendasar perbedaan Sifat Web 2.0 adalah Read-Write, sehingga lebih interaktif dibandingkan dengan web 1.0, karena dapat menulis untuk masukan informasi. Pada Web 2.0 memungkinkan pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus berkunjung ke alamat situs yang bersangkutan dengan kemampuan web 2.0 yang dapat melakukan aktivitas seperti drag and drop, auto complete, chat, voice yang dapat dilakukan seperti aplikasi pada desktop.

WEB 3.0
Pada saat ini kita sudah menggunakan versi Web 3.0, perbedaanya dengan Web 2.0,  adalah dari segi konsepnya, pada web 3.0 ini dapat diandaikan sebuah website sebagai sebuah kecerdasan buatan (Artificial Intelegence), hal ini dapat dilihat dari berbagai  aplikasi online dalam website dapat saling berinteraksi, kemampuan interaksi ini dimulai dengan adanya web service. Di web 3.0 ini, sudah terjadi konvergensi yang sangat dekat antara dunia TI dengan dunia telekomunikasi. Dunia web dan telco berkembang pesat seiring dengan kebutuhan pengguna. Penggunaan perangkat TI dan telekomunikasi nantinya sudah seperti sama saja tidak ada bedanya. Saat ini saja pertanda seperti itu sudah mulai bisa kita rasakan walaupun masih belum sempurna. Kita bisa menonton tivi di ponsel atau komputer, bisa mengakses internet di ponsel, bisa melakukan SMS dan telepon dari komputer. Ya karena konvergensi terhadap berbagai perangkat seperti hukum alam yang tidak bisa dielakkan. Semua mengalami evolusi menuju dunia yang lebih maju. Saat ini adaptasi Web 3.0 mulai dikembangkan oleh beberapa perusahaan di dunia seperti secondlife, Google Co-Ops, bahkan di Indonesia sendiri juga sudah ada yang mulai mengembangkannya, yaitu Li’L Online (LILO) Community.

Permasalahan lain yang potensial muncul adalah, sebagai teknologi masa depan, Web 3.0 juga memerlukan kecepatan akses Internet yang memadai dan spesifikasi komputer yang cukup, hal ini disebabkan tak lain karena teknologi ini secara visual berbasis 3D. Sedangkan seperti yang kita tahu biaya akses Internet dengan kecepatan tinggi di Indonesia ini masih terbilang mahal bagi masyarakat umum. Belum lagi jika dihitung dari biaya spesifikasi perangkat komputer yang dibutuhkan, mungkin masyarakat Indonesia yang ingin menikmati kecanggihan layanan berbasis teknologi Web 3.0 masih harus menarik nafas penjang. Namun karena Web 3.0 sendiri masih dalam pengembangan, seiring dengan berlalunya waktu sebagai masyarakat Indonesia kita masih bisa mengharapkan bahwa biaya komunikasi, dalam hal ini koneksi Internet kecepatan tinggi akan semakin murah nantinya, sehingga terjangkau bagi masyarakat luas.

Pada Web 3.0 ini sudah memiliki kemampuan yang cukup untuk melakukan multi tasking. Sedangkan pada Web 2.0 sebelumnya ada kemungkinan macetnya traffic jika digunakan untuk multi tasking.