Selasa, 31 Mei 2011

Teknologi Biometrik

Biometrik adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu bios = hidup dan metron = ukuran, adalah suatu teknologi mengenai pengenalan mahluk hidup yang berbasis pada karakteristik individu yang unik. Pada umumnya biometrik dipakai sebagai alat untuk mengenali karakteristik tubuh manusia, misalnya sidik jari, retina mata, bentuk wajah, cetakan tangan, suara dan lain-lain.

Teknologi biometrik adalah suatu metode untuk mengidentifikasi atau mengenali seseorang berdasarkan karakteristik fisik atau perilakunya. Pengembangan teknologi biometrik ini didasari atas kebutuhan akan mengenali suatu individu berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh individu itu sendiri dengan memanfaatkan teknologi semikonduktor.

Sebenarnya, sidik jari hanya sebagian dari teknologi biometrik yang bisa dimanfaatkan, sebab bagian-bagian dari tubuh manusia yang bersifat unik/spesifik dan juga akurat ada banyak jumlahnya, di antaranya adalah sidik jari, struktur wajah, iris, dan retina mata. Namun, untuk saat ini yang paling banyak digunakan adalah pengenalan sidik jari.

Penggunaan alat teknologi biometrik merupakan bagian dari proses autentikasi. Selama ini para ahli keamanan, terutama dari pengusaha pembuat produk biometrik sidik jari mengatakan, untuk mengakali alat tersebut merupakan hal yang mustahil, Alasannya, sidik jari merupakan hal unik. Sidik jari tiap orang berbeda dan tidak mungkin sama persis.

Argumentasi para ahli tersebut, memang benar dan diakui oleh umum. Namun, bagaimana kalau kondisi orang yang punya jari itu dipotong, lalu dibawa ke tempat mesin biometrik sidik jari? Atau orangnya sendiri ditodong kemudian disuruh untuk mengautentikasikan sendiri ke mesin biometrik tersebut?

Hal-hal tersebut merupakan beberapa kemungkinan sadis yang dilakukan oleh mereka yang berkepentingan untuk mendapatkan data palsu. Namun, apa yang dilakukan seorang profesor matematika dari Jepang, Tsutomu Matsumato adalah sangat sederhana sekali untuk mengakali mesin biometrik sidik jari ini.

Seperti apa yang dikutip oleh Harianto Ruslim, penulis buku ”Hack Attack”, profesor matematika dari Jepang itu menggunakan gelatin (gel atau agar-agar) dan cetakan plastik untuk menghasilkan gummi yang berbentuk jari dengan sidik jarinya ada di gummi tersebut. Perbuatan ini dapat mengakali 11 sistem autentikasi sidik jari dengan tingkat keberhasilan sebesar 4 kali dari 5 kali usaha atau tingkat keberhasilannya mencapai sekira 80 persen.

Artinya, dengan proses yang dilakukan profesor tersebut, ada kemungkinan yang besar kalau orang lain untuk menindaklanjuti, bisa jadi sidik jari yang ditinggalkan seseorang di gelas misalnya, dapat kita pindahkan dan dibuat jari palsunya dari bahan jeli.

Untuk penggunaan sebagai otentikasi, biometrik harus terlebih dahulu dimasukkan ke dalam database sebuah sistem. Sidik jari biometrik seseorang hanya akan berfungsi bila sidik jari orang tersebut telah terlebih dahulu dimasukkan ke dalam database sistem, sehingga sistem dapat mengenalinya. Teknologi yang digunakan untuk masing-masing jenis biometrik tentunya berlainan, beberapa telah dapat dilakukan dan dapat ditemui di pasaran namun beberapa masih dalam tahap penelitian.


Biometrik adalah identitas manusia yang unik, tetapi biometrik bukanlah sesuatu yang dapat dengan mudah dirahasiakan. Kita sulit menyembunyikan biometrik yang kita punyai. Biometrik juga tidak dapat memperbaiki kesalahan yang telah terjadi, sekali biometrik kita dicuri, tidak ada cara untuk mengamankannya kembali. Tidak mungkin manusia mengubah sidik jarinya, karena sidik jarinya itu telah dicuri orang lain dan digunakan untuk melakukan kriminalitas, misalnya. Sistem Biometrik sulit dipalsukan, membutuhkan keahlian khusus dan biaya yang tidak sedikit untuk memalsukan biometrik seseorang. Tentu sangat sulit untuk memalsukan retina mata, sidik jari atau bagian tubuh lainnya. Tetapi beberapa biometrik dapat dengan mudah dicuri, tindakan ini jauh lebih murah dan mudah daripada memalsukannya. 

Kita dapat menggunakan biometrik untuk berbagai keperluan yang biasa, misalnya untuk membuka pintu, sebagai alat absensi, atau untuk menghidupkan mesin. Tetapi biometrik tidak dapat digunakan untuk hal-hal yang bersifat rahasia. Walaupun biometrik sangat bagus dan berguna tetapi bukanlah sebuah kunci, karena tidak dapat disembunyikan, tidak dapat dilakukan pengacakan dan tidak dapat ditingkatkan atau dihancurkan. Seperti halnya password, kita sebaiknya tidak menggunakan satu password untuk mengunci dua hal yang berbeda, juga sebaiknya tidak menyandi dengan kunci yang sama terhadap dua aplikasi yang berbeda. Dapat dengan mudah dibayangkan betapa tidak amannya penggunaan biometrik untuk hal- hal seperti itu.

Dapat disimpulkan bahwa biometrik akan berfungsi baik hanya bila sistem dapat memeriksa dua hal yaitu pertama, bahwa biometrik itu datang dari orang yang tepat, dan kedua, bahwa biometrik itu klop dengan data base biometrik yang terdapat dalam sistem. Biometrik sangat bagus sebagai pengganti PIN (personal identity number) atau pengganti tanda tangan. Tetapi perlu tetap diingat bahwa biometrik tidak dapat dirahasiakan.

Selasa, 29 Maret 2011

Web Education


Web education atau web pembelajaran adalah suatu bentuk web yang berisi pengetahuan dan informasi yang biasanya berkaitan dengan suatu bidang ilmu dan berisi berbagai macam pembelajaran mengenai suatu bidang ilmu tersebut. Belakangan ini cara kebanyakan orang mendapatkan suatu informasi adalah melalui internet, informasi yang diperlukan tersebut salah satunya didapat melalui web education.  Berikut adalah salah satu contoh web edukasi atau situs pembelajaran yang membahas mengenai teknologi Informatika yaitu : http://teknik-informatika.com/

Situs http://teknik-informatika.com/ ini dibuat oleh Faisal Akib, beliau adalah Dosen Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains & Teknologi di UIN Alauddin Makassar. Sebelum di UIN Alauddin, beliau pernah jadi Dosen Tetap di STMIK Dipanegara Makassar (1999-2007). Pendidikan Sarjana beliau di selesaikan di Jurusan Teknik Informatika STMIK Dipanegara 1994-1999, dan program magister di PPS Ilmu Komputer Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (2000-2002).

Situs ini hadir untuk mempublikasikan berbagai material mengajar yang pernah disusun beliau sebagai publikasi bagi siapa saja yang membutuhkannya, oleh karena itu berbagai macam artikel yang terdapat didalam situs ini sendiri sebagian besarnya merupakan pengetahuan mengenai berbagai macam materi yang terdapat didalam perkuliahan ilmu teknologi Informatika dan juga ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan dunia Teknologi Informatika, seperti jaringan komputer, dan Sistem Operasi yang juga memiliki keterkaitan dengan ilmu Teknologi Informasi, Sistem Informasi, Ilmu Komputer, dan ICT.

Tulisan didalam situs ini disusun dengan cakupan materi yang cukup banyak, yang disusun kedalam menu-menu utama, yang terdiri dari : rubik apa ini apa itu, Teknologi Informasi, Jaringan Komputer dan Sistem Operasi. 
Rubik apa ini apa itu digunakan sebagai tempat informasi penjelasan mengenai suatu artikel yang masih belum dipahami pengunjung situs dengan berkomentar mengenai suatu artikel untuk selanjutnya diberikan penjelasan oleh penulis. Kemudian pada menu Teknologi Informasi, berisi artikel-artikel yang membahas materi dalam ilmu Teknologi Informasi dengan lingkup bahasan materi yang cukup banyak dan terdapat dalam bentuk artikel-artikel dalam format pdf., berisi pembahasan materi yang cukup lengkap. 
Materi Informatika dalam situs ini sendiri terdapat dalam menu Jaringan Komputer dan Sistem Operasi yang dibentuk kedalam penjelasan dengan struktur materi yang cukup lengkap, yang pada beberapa bagiannya mempunyai artikel-artikel penunjang mengenai penjelasan lebih lengkapnya.

Pengunjung situs ini pun dapat mengetahui suatu pengetahuan yang berhubungan dengan artikel sejenis yang dicari dengan mudah berkat adanya fitur related post, contohnya ketika anda memilih untuk melihat suatu artikel tentang sejarah generasi komputer, pada saat tulisan artikel tersebut ditampilkan, maka akan dimunculkan beberapa artikel sejenis lainnya yang cukup lengkap. Beberapa macam artikel yang membahas perkembangan teknologi terbaru dalam dunia informatika juga menjadi nilai tambah dalam situs ini, dengan mengangkat tema-tema yang cukup menarik seperti salah satunya yang terbaru, yaitu pada artikel augmented Reality yang membahas mengenai teknologi komputasi 3d terbaru.

Senin, 28 Februari 2011

Perbedaan Web 1.0, Web 2.0 dan Web 3.0

Web diumpamakan sebagai suatu ruang informasi untuk mempermudah kebutuhan pengaksesan informasi secara luas dan tidak terbatas dengan menggunakan berbagai sumber daya yang diidentifikasi oleh sistem pengenal global yang disebut Uniform Resource Identifier (URL).

WEB 1.0
Perkembangan web diawali dari Web 1.0. Secara garis besar sifat Web generasi pertama ini adalah sebagai media Read saja, karena hanya digunakan untuk kepentingan informasi tertentu dengan menggunakan tampilan halaman web yang sederhana.

WEB 2.0
Dalam perkembangan selanjutnya muncul Web 2.0 yang diperkenalkan oleh O’Reilly Media pada tahun 2004. menurut O’Reilly Media, web 2.0 merupakan revolusi bisnis di industri komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet sebagai media platform, juga digunakan sebagai percobaan dalam memahami aturan untuk mencapai keberhasilan platform baru tersebut. Secara mendasar perbedaan Sifat Web 2.0 adalah Read-Write, sehingga lebih interaktif dibandingkan dengan web 1.0, karena dapat menulis untuk masukan informasi. Pada Web 2.0 memungkinkan pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus berkunjung ke alamat situs yang bersangkutan dengan kemampuan web 2.0 yang dapat melakukan aktivitas seperti drag and drop, auto complete, chat, voice yang dapat dilakukan seperti aplikasi pada desktop.

WEB 3.0
Pada saat ini kita sudah menggunakan versi Web 3.0, perbedaanya dengan Web 2.0,  adalah dari segi konsepnya, pada web 3.0 ini dapat diandaikan sebuah website sebagai sebuah kecerdasan buatan (Artificial Intelegence), hal ini dapat dilihat dari berbagai  aplikasi online dalam website dapat saling berinteraksi, kemampuan interaksi ini dimulai dengan adanya web service. Di web 3.0 ini, sudah terjadi konvergensi yang sangat dekat antara dunia TI dengan dunia telekomunikasi. Dunia web dan telco berkembang pesat seiring dengan kebutuhan pengguna. Penggunaan perangkat TI dan telekomunikasi nantinya sudah seperti sama saja tidak ada bedanya. Saat ini saja pertanda seperti itu sudah mulai bisa kita rasakan walaupun masih belum sempurna. Kita bisa menonton tivi di ponsel atau komputer, bisa mengakses internet di ponsel, bisa melakukan SMS dan telepon dari komputer. Ya karena konvergensi terhadap berbagai perangkat seperti hukum alam yang tidak bisa dielakkan. Semua mengalami evolusi menuju dunia yang lebih maju. Saat ini adaptasi Web 3.0 mulai dikembangkan oleh beberapa perusahaan di dunia seperti secondlife, Google Co-Ops, bahkan di Indonesia sendiri juga sudah ada yang mulai mengembangkannya, yaitu Li’L Online (LILO) Community.

Permasalahan lain yang potensial muncul adalah, sebagai teknologi masa depan, Web 3.0 juga memerlukan kecepatan akses Internet yang memadai dan spesifikasi komputer yang cukup, hal ini disebabkan tak lain karena teknologi ini secara visual berbasis 3D. Sedangkan seperti yang kita tahu biaya akses Internet dengan kecepatan tinggi di Indonesia ini masih terbilang mahal bagi masyarakat umum. Belum lagi jika dihitung dari biaya spesifikasi perangkat komputer yang dibutuhkan, mungkin masyarakat Indonesia yang ingin menikmati kecanggihan layanan berbasis teknologi Web 3.0 masih harus menarik nafas penjang. Namun karena Web 3.0 sendiri masih dalam pengembangan, seiring dengan berlalunya waktu sebagai masyarakat Indonesia kita masih bisa mengharapkan bahwa biaya komunikasi, dalam hal ini koneksi Internet kecepatan tinggi akan semakin murah nantinya, sehingga terjangkau bagi masyarakat luas.

Pada Web 3.0 ini sudah memiliki kemampuan yang cukup untuk melakukan multi tasking. Sedangkan pada Web 2.0 sebelumnya ada kemungkinan macetnya traffic jika digunakan untuk multi tasking.