Senin, 10 Desember 2012

Sistem Informasi Pemasaran dan Keuangan



Sistem Informasi Pemasaran

Sistem Informasi Pemasaran dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mengatur kegiatan pemasaran dengan cara memberikan kemudahan dan mempercepat hubungan antara penjual dan pembeli. Dalam sistem ini dibuat pendistribusian promosi dan penentuan harga serta gagasan cara pemasaran. Sistem informasi pemasaran digunakan oleh bagian pemasaran dalam sebuah perusahaan untuk dapat memasarkan produk-produk perusahaan tersebut dengan lebih tepat dan efektif.

Sistem informasi ini merupakan gabungan dari keputusan yang berkaitan dengan :

  • Produk.
  • Tempat.
  • Promosi.
  • Harga produk.
  • Strategi pemasaran
Strategi pemasaran terdiri dari berbagai unsur-unsur yang meliputi kepentingan pemasaran yang tepat dan efektif, semua itu dikenal dengan 4P yaitu :

  • Produk : apa yang dibeli pelanggan untuk memuaskan kebutuhannya.
  • Promosi : berhubungan dengan semua cara untuk mendorong penjual.
  • Place : Cara penjualan yang disukai konsumen dan berhubungan dengan cara pendistribusiannya    kepada pelanggan.
  • Price : Nilai barang atau jasa secara keseluruhan dimata konsumen yang berhubungan dengan apa yang dibayar oleh mereka.

Komponen Sistem Informasi pemasaran

Sistem informasi pemasaran mempunyai komponen yang sama dengan sistem informasi secara umum, yaitu:
komponen-komponen input, model, output, basis data, teknologi dan kontrol.
Perbedaan komponen-komponen ini antar sistem-sistem informasi lainnya adalah konteks letak dari sistem informasinya. Misalnya untuk Sistem informasi pemasaran ini, maka komponen inputnya adalah input tentang data pemasaran dan outputnya adalah laporan-laporan berisi informasi pemasaran.

Komponen Input Pemasaran
Sistem informasi pemasaran mengumpulkan data yang menjelaskan transaksi pemasaran perusahaan. Subsistem intelejen pemasaran mengumpulkan informasi dari lingkungan perusahaan yang berkaitan dengan operasi pemasaran. Subsistem peneliti pemasaran melakukan penelitian khusus mengenai operasi pemasaran.

Komponen Model Pemasaran
Model digunakan untuk menghasilkan informasi yang relevan yang sesuai dengan kebutuhan pemakai sistemnya. Model merupakan cetakan yang merubah bentuk input menjadi output. Model di sistem informasi pemasaran banyak digunakan untuk menghasilkan laporan keperluan anggaran operasi, strategi penentuan harga produk, evaluasi produk baru, pemilihan lokasi fasilitas, evaluasi penghapusan produk lama, penunjukan salesman, penentuan rute pengiriman yang paling optimal, pemilihan media iklan yang paling efektif dan untuk persetujuan kredit.

Komponen Basis Data Pemasaran
Data yang digunakan oleh Subsistem output yang berasal dari database. Beberapa data dalam database adalah unik bagi fungsi pemasaran, tapi banyak yang berbagi dengan area fungsional lain.

Komponen Output Pemasaran
Tiap Subsistem output menyediakan informasi tentang Subsistem itu sebagai bagian dari gabungan Subsistem produk menyediakan informasi tentang produk perusahaan. Subsistem promosi menyediakan informasi tentang kegiatan periklanan perusahaan dan penjualan langsung. Subsistem harga membantu manajer untuk membuat keputusan harga.

Subsistem Sistem Informasi Pemasaran
Subsistem Penelitian Pemasaran (Riset Pemasaran) Subsistem penelitian pemasaran merupakan sistem yang berhubungan dengan pengumpulan, pencatatan dan analisis data pelanggan dan calon pelanggan dan calon pelanggan. Manajer pemasaran dapat mengunakan penelitian pemasaran untuk mengumpulkan segala jenis informasi tetapi sebagian besar kegiatan ditujukan pada pelanggan dan calon pelanggan :

Data primer dan sekunder
Data primer adalah data yang dikumpulkan perusahaan. Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data primer adalah wawancara mendalam, pengamatan dan pengujian terkendali. Beberapa data sekunder harus dibeli dan sering tersedia dalam bentuk pita magnetik atau disket untuk memudahkan pemasukan kedalam CBIS data sekunder yang lain seperti tersedia diperpustakan.
Subsistem Intelijen Pemasaran Tiap area fungsional bertanggung jawab untuk menghubungkan perusahaan dengan elemen-elemen tertentu dilingkungan pemsaran yang memliki tanggung jawab utama pada pelanggan dan pesaing. Seperti area fungsional lainnya, pemasaran juga memiliki tanggung jawab pada pemerintah dan komunitas global.

Subsistem Produk
Subsistem produk berguna untuk membuat rencana produk baru.
a. Siklus hidup produk
Tugas manajer pemasaran adalah mengembangkan strategi dan taktik untuk tiap unsur dalam  pemasaran dan kemudian mengintegrasikan menjadi suatu rencana pemasaran yang menyeluruh. Suatu kerangka kerja yang disebut siklus hidup produk mengarahkan manajer dalam membuat keputusan-keputusan ini seperti arti namanya siklus hidup produk.
b. Model evaluasi produk baru
Keputusan untuk mengembangkan produk baru harus dipertimbangkan secara matang dan dengan dasar keuangan yang baik dan dibuat oleh eksekutif. Perusahaan yang memperkenalkan banyak produk baru mengembangkan suatu prosedur formal yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti potensi tingkat keuntungan dan efisiensi penggunaan sumber daya.

Subsistem Tempat
pengambilan keputusan terhadap penentuan tempat yang sesuai dengan pelemparan produk yang dihasilkan sangat menentukan tingkat penjualan produk. Untuk itu, posisi subsistem ini sangat vital dalam keberadaanya.
Subsistem Promosi
Subsistem promosi berfungsi untuk melakukan analisis terhadap promosi yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan.

Subsistem Harga
Subsistem harga berfungsi untuk membantu menetapkan harga terhadap produk yang dihasilkan.
a. Penetuan harga berdasarkan biaya
Beberapa poerusahaan menggunakan penentuan harga berdasarkan biaya dengan menentukan biaya-biaya mereka dan menambahkan markup yang diinginkan. Jika perusahaan memilki SIA yang baik, tersedia data biaya yang akurat mambuat tugas Subsistem harga menjadi mudah untuk mendukung penentuan harga berdasarkan biaya.
b. Penentuan harga berdasarkan permintaan
Kebijakan harga yang kurang berhati-hati adalah penentuan harga berdasarkan permintaan yang menetapkan harga sesuai dengan nilai yang ditempatkan oleh konsumen terhadap produk.

Evolusi Konsep Sistem Informasi Pemasaran
Pada tahun 1966 profesor Philip kotler dari Northwestern university menggunakan istilah pusat syaraf pemasaran (marketing nerve center). Ia mengidentifikasikan tiga jenis informasi pemasaran : Intelijen pemasaran (marketing intelligence) informasi yang mengalir keperusahaan dari lingkungan. Informasi pemasaran intern (internal marketing information) informasi yang dikumpulkan dalam perusahaan. Komunikasi pemasaran (marketing Communication) informasi yang mengalir keluar lingkungan.

ASPEK PEMASARAN (Perencanaan Usaha)

Aspek pemasaran merupakan faktor strategis atau kunci dari keberhasilan perusahaan, jika permintaan terhadap produk/ jasa yang dibuat kurang memadai seluruh kegiatan aspek-aspek yang lain tidak akan terwujud.
Jika propek permintaan terhadap permintaan produk lebih kecil dari penawarannya maka sistem produksi produk tersebut tidak layak dilaksanakan. Jika market space masih tersedia maka perlu diselidiki apakah pasar masih mampu menampung produk baru yang direncanakan.
Untuk mengetahui potensi permintaan dan penawaran terhadap suatu barang atau jasa, perlu dilakukan penelitian yang mendalamtentang perkembangan permintaan dan jumlah pemasoknya. Perkembangan permintaan dapat diduga melalui perubahan pendapatan dan selera konsumen dalam membeli barang dan jasa tersebut.   

A. Produk Jasa Yang Ditawarkan
Spesifikasi produk yang akan dibuat serta sasaran pasarnya harus terurai dengan jelas serta segmen pengguna produk / jasa. Ciri manfaat suatu produk atau atribut lainnya membantu untuk membedakan dari produk pesaing Uraian spesifikasi produk yang jelas akan memudahkan dalam menghitung kebutuhan dahan baku yang digunakan. Sementara segmen pasar dan target pasar yang jelas akan membantu dalam penyusunan program pemasaran
B. Perkembangan Permintaan dan Prospeknya
Perkembangan permintaan dan prospek pasar terhadap suatu produk perlu diketahui, guna mendapatkan hal tersebut harus dilakukan penelitian pasar melalui perkembangan penjualan produk/ jasa sejenis yang dipublikasikan dalam berbagai laporan (studi data skunder) dan penelitian lapangan (market survey) tentang selera atau keinginan terhadap produk.
Proyeksi permintaan harus dibuat untuk beberapa tahun ke depan, setidaknya untuk jangka waktu lima tahun atau disesuaikan dengan unsur peralatan utama yang digunakan.
Perhitungan statistik terhadap perkembangan dan prospek permintaan barang/ jasa harus dicantumkan dalam lampiran proposal bisnis tersebut,  termasuk sumber datanya supaya dapat dipertanggung jawabkan validitasnya. 
C.  Perkembangan Penawaran dan Prospeknya
Informasi tentang perkembangan penawaran dapat diamati dengan volume produksi atau melalui kapasitas produksi terpasang perusahaan sejenis yang sudah ada dipasar. Sedangkan data-data tentang perusahaan dan masing-masing kepasitas produksinya dapat diperoleh dari publikasi atau pencatatan pada BKPM, Depatemen Perindustrian dan Perdagangan, asosiasi perusahaan yang terkait dan sebagainya.
D.  Market Space dan Market Share
Adanya kelebihan volume perimntaan terhadap penawaranya menunjukkan ruang pasar yang dapat dipenuhi. Ruang pasar yang cukup besar menunjukkan indikasi bahwa pembangunan proyek untuk memenuhi permintaan tersebut LAYAK untuk dilaksanakan.
E.  Program Pemasaran
Program pemasaran disusun berdasarkan target pasar dan pangsa pasar yang akan dikuasai, rencana pemenuhan pangsa pasar disusun berdasarkan program pemasaran yang lebih rinci meliputi volume penjualan, kebijakan harga jual, system pembayaran, system distribusi dan kegiatan promosi yang digunakan.

Strategi Pemasaran

Teknik dan Strategi Pemasaran
Setelah memahami perencanaan usaha, langkah selanjutnya adalah mempelajari dan melatih bagaimana barang dan jasa yang dihasilkan itu didistribusikan atau dipasarkan. Sesuai dengan definisi pemasaran yaitu kegiatan menefiti kebutuhan dan keinginan konsumen (probe/search), menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen (product), menentukan fingkat harga (price), mempromosikannya agar produk dikenal konsumen (promotion), dan mendistribusikan produk ke tempat konsumen (place), maka tujuan pemasaran adalah bagaimana agar barang dan jasa yang dihasilkan disukai, dibutuhkan, dan dibeli oleh konsumen (J. Supranto, 1993). Ini berarti, perhatian kita dalam pemasaran haruslah diawali dengan riset pemasaran yaitu untuk meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen. Sesuai dengan tujuan pemasaran, maka inti pemasaran adalah penciptaan nilai yang lebih tinggi bagi konsumen daripada nilai yang diciptakan oleh pihak pesaing. Strategi usaha yang cocok dengan konsep tersebut adalah memproduksi barang dan jasa apa yang bisa dijual dan bukan menjual barang dan jasa apa yang bisa diproduksi. Strategi pertama sangat tepat dan sesuai dengan inti pemasaran, sedangkan strategi kedua tidak tepat karena tidak memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen. Prinsip dasar pemasaran yaitu menciptakan nilai bagi langganan (customer value), keunggulan bersaing (competitive advantages), dan fokus pemasaran. Tujuan pemasaran bukan mendapatkan langganan (get customer), akan tetapi memperbaiki situasi bersaing (improve competitive situation). Dalam konteks ini, seorang wirausaha harus mampu memproduksi barang dan jasa dengan mutu yang lebih baik, harga yang lebih murah, dan penyerahan yang lebih cepat daripada pesaing.

Perencanaan Pemasaran

Pembahasan tentang strategi perusahaan, tidak bisa lepas dari perencanaan, arahan, atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Ada beberapa langkah dalam merencanakan pemasaran bagi usaha baru:

Langkah 1: Penentuan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan, pertama-tama harus dilakukan penelitian pasar atau riset pemasaran. Riset pasar harus diarahkan pada kebutuhan konsumen, misalnya barang atau jasa apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen, berapa jumlahnya, kualitas yang bagaimana, siapa yang membutuhkan, dan kapan mereka memerlukan. Riset pasar dimaksudkan untuk menentukan segmen pasar dan karakteristik konsumen yang dituju.

Langkah 2: Memilih Pasar Sasaran Khusus (Special Target Market)
Setelah mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, langkah berikutnya adalah memilih pasar sasaran khusus. 
Ada tiga jenis pasar sasaran khusus, yaitu:
(1) Pasar individual (individual market).
(2) Pasar khusus (niche market).
(3) Segmentasi pasar (market segmentation).
Dari tiga altematif pasar sasaran tersebut, bagi perusahaan kecil dan usaha baru lebih tepat bila memilih pasar khusus (niche market) dan pasar individual (individual market). Sedangkan untuk perusahaan menengah dan besar lebih baik memilih segmen pasar (segmentation market).

Langkah 3: Menempatkan Strategi Pemasaran dalam Persaingan
Penerapan strategi pemasaran sangat tergantung pada keadaan lingkungan persaingan pasar yang ada dari hari kehari. Keberhasilan dalam segmentasi pasar sangat tergantung pada potensi yang menggambarkan permintaan dari lingkungan persaingan. Ada enam strategi untuk memenuhi permintaan dari lingkungan yang bersaing:
(1) Berorientasi pada pelanggan (customer orientation).
(2) Kualitas (quality), ialah mengutamakan Total Quality Management (TQM) yaitu efektif, efisien, dan tepat.
(3) Kenyamanan (convenience), yaitu memfokuskan perhatian pada kesenangan hidup, kenyamanan, dan kenikmatan.
(4) Inovasi (innovation), yaitu harus berkonsentrasi untuk berinovasi dalam produk, jasa, maupun proses.
(5) Kecepatan (speed), atau disebut juga Time Compression Management (TCM), yang diwujudkan dalam bentuk:
(a) Kecepatan untuk menempatkan produk baru di pasar.
(b) Memperpendek waktu untuk merespons keinginan dan kebutuhan pelanggan (customer response time).
(6) Pelayanan dan kepuasan pelanggan.

Langkah 4: Pemilihan Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. Untuk menarik konsumen, wirausaha bisa merekayasa indikator-indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran (marketing mix), yaitu probe, product, price, place, promotian.

Kelas Pemasaran

Penelitian dan Pengembangan Pasar (Probe). Seperti telah dikemukakan bahwa langkah pertama dalam kegiatan pemasaran adalah meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen. Berapa jumlahnya, bagaimana daya belinya, di mana tempat konsumennya, dan berapa permintaannya. Semua ini merupakan informasi penting bagi pemasaran produk baru.

Menurut Peggy Lambing dan Charles L. Kuehl (2000: 153), keunggulan bersaing perusahaan baru terletak pada perbedaan (diferensiasi) perusahaan tersebut dengan pesaingnya dalam hal:
(1) Kualitas yang lebih baik.
(2) Harga yang lebih murah dan bisa ditawar.
(3) Lokasi yang lebih cocok, lebih dekat, lebih cepat.
(4) Seleksi barang dan jasa yang lebih menarik.
(5) Pelayanan yang lebih menarik dan lebih memuaskan konsumen.
(6) Kecepatan, baik dalam pelayanan maupun dalam penyaluran barang.

Oleh sebab itu, menurut Zimmerer (1996: 117), bagi usaha baru. sangatlah cocok untuk menerapkan strategi market driven. Strategi ini dibangun berdasarkan enam pondasi:
(1) Orientasi konsumen.
(2) Kualitas.
(3) Kenyamanan dan kesenangan.
(4) Inovasi.
(5) Kecepatan.
(6) Pelayanan dan kepuasan pelanggan.

Berorientasi pada Konsumen
Usaha baru yang berhasil pada umumnya memusatkan perhatian pada pengembangan sikap yang berorientasi kepada kepuasan stakeholder (stakeholder satisfaction). Dalam pemasaran, orientasi itu tentunya kepada kepuasan pelanggan dengan prinsip-prinsip pokok sebagai berikut:
(1) Bila ada pelanggan yang merasa kurang puas, segera secepat mungkin memperbaiki kekurangan tersebut.
(2) Doronglah pelanggan untuk mengajukan keluhan bila kurang memuaskan.
(3) Mintalah umpan balik (feed-back) dari karyawan tentang upaya perbaikan pelayanan
yang harus diberikan kepada pelanggan.
(4) Buatlah komitmen untuk membuat pelayanan terbaik kepada konsumen.
(5) Izinkan manajer untuk menunggu.pelanggan temporer.
(6) Hati-hati dalam memilih dan melatih seseorang yang akan berhubungan dengan pelanggan.
(7) Kembangkan pelayanan bagi karyawan, sehingga komunikasi betul-betul mengarah pada pelanggan.
(8) Berikan insentif kepada karyawan yang betul-betul memberikan pelayanan istimewa kepada pelanggan.

Kualitas
Agar berhasil dalam persaingan global, sangatlah penting bagi perusahaan untuk memperhatikan kualitas barang dan jasa serta pelayanan. Akhir-akhir ini, perbaikan kualitas telah dijadikan tujuan strategi beberapa perusahaan di dunia, yang kemudian secara. integral dijadikan bagian dari budaya perusahaan. Perbaikan kualitas tersebut terangkum dalam Total Quality Management (TQM).
Secara filosofis, Total Quality Management (TQM), nilai-nilai dan kerja keras tidak hanya ditujukan untuk mempertahankan kualitas barang dan jasa tetapi juga untuk mempertahankan kualitas usaha dan pelayanan kepada pelanggan. Kunci utama dalam mengembangkan TQM justru. terletak pada perhatian khusus kepada pelanggan. Artinya,’ kualitas harus mencerminkan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Bagaimana pelanggan menginterpretasikan kualitas? Berdasarkan hasil survei di Amerika Serikat, menurut Zimmerer (1996) ada lima macam komponen kualitas yang secara berurutan perlu diperhatikan, yaitu:
(1) Ketepatan (reliability), yaitu rata-rata kelalaian/pengabaian.
(2) Daya tahan (durability), yaitu berapa lama barang dan jasa tersebut dapat dipakai/ bertahan.
(3) Mudah digunakan (easy of use), yaitu barang dan jasa tersebut memberikan kemudahan untuk digunakan.
(4) Nama merek yang terkenal dan dipercaya (known and trusted brand name).
(5) Harga yang relatif rendah (low price).

Barang dan jasa yang cepat, tepat, hemat, sehat, kuat, dan terkenal merupakan prasyarat bagi perusahaan dalam mempertahankan kualitas. Barang dan jasa harus cepat dan tepat dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Selain itu, barang dan jasa itu harus tahan lama atau tidak mudah rusak dan mudah digunakan oleh siapa pun dan kapan pun. Komponen lain dari kualitas yang tidak kalah pentingnya adalah harga yang murah dan merek yang terkenal. Merek yang terkenal dan harga yang terjangkau sangat menarik dan merangsang konsumen sekaligus mencerminkan kualitas yang dikehendaki konsumen.
Sedangkan di bidang jasa pelayanan, konsumen ingin melihat jasa perusahaan yang mencerminkan beberapa karakteristik sebagai berikut:
(1) jelas/nyata (tangibles), yaitu jelas ada fasilitas, ada peralatan dan ada orang yang melayaninya.
(2) Ketepatan (reliability), yaitu memenuhi apa yang dikatakan itu sesuai dengan apa yang dilakukan atau tepat janji dan tepat pelayanan.
(3) Ketanggapan (responsiveness), yaitu tanggap terhadap keinginan pelanggan.
(4) Terjamin dan penuh empati (assurance and empathy), yaitu menimbulkan sikap yang menyenangkan. Dengan kata lain, pelayanan itu harus cepat, tepat, hemat, sehat, dan nikmat. Artinya, ada garansi yang menimbulkan rasa aman dan senang.

Pedoman penting untuk mencapai sasaran kualitas seperti di atas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Bangun kualitas ke dalam proses.
(2) Kembangkan tim kerja dan sebar luaskan sampai departemen.
(3) Mantapkan ikatan dengan pemasok secara khusus.
(4) Latihlah manajer dan karyawan agar mereka partisipasi dalam program peningkatan kualitas.
(5) Berdayakan karyawan pada setiap tingkatan organisasi, berikan wewenang dan tanggung jawab dalam membuat keputusan untuk menentukan kualitas.
(6) Mantapkan komitmen manajer terhadap kualitas.
(7) Berikan insentif kepada orang yangbekerja berkualitas.
(8) Kembangkan strategi perusahaan dalam perbaikan kualitas.

Kenyamanan
Untuk mengetahui kenyamanan, dilakukan dengan cara meminta informasi kepada pelanggan, misalnya kesenangan apa yang mereka inginkan dan mereka harapkan dari pelayanan yang disajikan perusahaan? Untuk memberikan pelayanan yang menyenangkan harus diperhatikan hal-hal berikut:
(1) Lokasi usaha harus dekat dengan pelanggan.
(2) Berikan kemudahan-kemudahan kepada pelanggan.
(3) Tentukan jam kerja yang menyenangkan bagi pelanggan. Apakah perusahaan buka seminggu penuh atau semalam suntuk.
(4) Tetapkan apakah barang perlu diantar atau tidak.
(5) Berikan kemudahan untuk menggunakan cara kredit.
(6) Latihlah karyawan untuk dapat melakukan transaksi dengan cepat, tepat, hemat, dan sopan.

Inovasi
Inovasi merupakan kunci keberhasilan bagi usaha baru. Perubahan pasar yang sangat cepat dan persaingan yang kompleks menuntut inovasi yang terus-menerus. Inovasi yang terus-menerus merupakan suatu kekuatan bagi wirausaha dalam. meraih sukses usahanya. Beberapa bentuk inovasi yang lazim. dan terkenal ialah dalam bentuk produk baru, perbedaan teknik/cara, dan pendekatan baru dalam memperkenalkannya.

Kecepatan
Kecepatan merupakan kekuatan dalam persaingan. Dengan kecepatan berati mengurangi biaya, meningkatkan kualitas, dan memenuhi permintaan pasar. Secara filosopi, kecepatan disebut Time Compression Management (TCM), yang memiliki dua aspek, yaitu: (1) Mempercepat produk baru ke pasar, dan (2) Memperpendek waktu dalam merespons permintaan pelanggan baik dalam memproses produk maupun dalam mendistribusikan atau menyampaikannya.

Agar perusahaan yang mementingkan TQM dapat bersaing, hendaknya melakukan hal-hal sebagai berikut:
(1) Perbaharui keseluruhan proses sehingga menjadi lebih cepat.
(2) Ciptakan fungsi silang dari tim kerja, berikan wewenang untuk memecahkan persoalan. Tim kerja yang yang dimaksud adalah insinyur, pekerja yang dipabrik penjual, ahli kualitas, dan bahkan pelanggan.
(3) Arahkan tujuan secara agresif untuk mengurangi waktu dan memperpendek jadwal. Melalui TQM diharapkan dapat mengurangi siklus waktu, misalnya yang seharusnya beberapa minggu menjadi beberapa hari atau jam saja, seharusnya sebulan hanya beberapa minggu saja, dan seterusnya.
(4) Tanamkan budaya cepat. Pelayanan harus cepat namun tepat, hemat, dan sopan.
(5) Gunakan teknologi yang dapat mempercepat proses.

Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan
Wirausaha mengetahui bahwa salah satu cara terbaik untuk mempertahankan pelanggan dan menarik pelanggan baru adalah dengan menyajikan pelayanan yang lebih baik yang tidak tertandingi oleh pesaing lain. Cara menciptakan pelayanan dan kepuasan pelanggan dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Dengarkan dan perhatikan pelanggan.
(2) Tetapkan pelayanan yang terbaik.
(3) Tetapkan ukuran dan kinerja standar.
(4) Berikan perlindungan hak-hak karyawan.
(5) Latih karyawan cara memberikan pelayanan yang istimewa.
(6) Gunakan teknologi yang memberikan pelayanan terbaik.


Sistem Informasi Keuangan

Sistem Informasi Keuangan adalah sistem informasi yang memberikan informasi kepada orang atau kelompok baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan mengenai masalah keuangan dalam suatu perusahaan.
Informasi yang diberikan berbentuk laporan khusus, laporan periodik, hasil dari simulasi matematika, saran dari sistem pakar, dan melalui komunikasi elektronik.

Model Sistem Informasi Keuangan

Model Sistem Informasi Keuangan terdiri dari :

Subsistem Input
Ada tiga subsistem input, yaitu:
·         Subsistem Informasi Akuntansi,
·         Subsistem Audit Internal, dan
·         Subsistem Inteligensi Keuangan.

Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Sistem Informasi Akuntansi bertugas menyediakan data akuntansi yang berupa catatan mengenai segala sesuatu yang terjadi dalam perusahaan. Data akuntansi menyediakan catatan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan yang terjadi dalam perusahaan. Catatan dibuat untuk setiap transaksi, menjelaskan apa yang terjadi, kapan terjadinya, siapa yang terlibat dan berapa banyak uang yang terlibat. Data ini dapat dianalisis dalam berbagai cara untuk memnuhi sebagian kebutuhan informasi manajemen.

Pengumpulan data di bidang manufaktur diperoleh dari dokumen sumber dan dimasukkan ke dalam database dengan menggunakan terminal atau dalam jaringan yang ditempatkan di seluruh perusahaan. Subsistem pemrosesan data juga mengumpulkan data lingkungan sebagai hasil dari transaksi bisnis dengan perusahaan lain. Kita telah mengetahui bagaimana sistem entri pemesanan dan account receivable mengumpulkan data dan bagaimana sistem pembelian, penerimaan, dan account payable mengumpulkan data pemasok.

Data internal berfungsi sebagai dasar untuk pemecahan masalah yang berhubungan dengan segala aspek operasi perusahaan. Sebagai contoh menggunakan data yang diperoleh dari pelaporan kerja, yang digunakan dasar untuk menyusun atau merevisi keputusan mengenai inventarisasi manajer.

Sinonim dengan Pemrosesan data. Dalam pandangan kita, sistem pemrosesan data adalah sama dengan sistem accounting, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Tujuan
Tujuan pemrosesan data adalah untuk menghasilkan dan memelihara record perusahaan yang uptodate.
Tugas Pokok.
Pemrosesan data mempunyai empat tugas pokok, yaitu pengumpulan data, pengubahan data, penyimpanan data, dan pembuatan dokumen.
Sifat Pemrosesan Data.
Pemrosesan data menjalankan tugas yang penting, secara relatif mengikuti prosedur standar, memberikan data yang lengkap, utamanya mempunyai fokus historis, dan memberikan informasi pemecahan masalah mini- mal.
Sub Sistem Audit Internal
Pengertian Auditor adalah orang bertugas memeriksa catatan akuntansi untuk menguji kebenarannya. Auditor intemal adalah pekerja dalam perusahaan, yang biasanya terlibat dalam pekerjaan perancangan dan evaluasi sistem informasi konseptual seluruh perusahaan.
Subsistem audit internal sama dengan subsistem penelitian pemasaran dan subsistem teknik industri, yakni bahwa mereka ini dirancang untuk melakukan studi khusus mengenai operasi perusahaan.

Auditor intemal hams memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Ini meliputi pemahaman komputer dan informasi, selain kemampuan auditing standar yang dimilikinya. Mungkin kebalikan dari apa yang anda perkirakan, bahwa auditor internal tidak selalu harus dari lulusan perguruan tinggi jurusan accounting, namun mereka yang bekeja di auditing bisa dari berbagai macam disiplin ilmu. Kondisi ini, dan dengan adanya kenyataan hahwa sistem bisnis bersifat sangat kompleks, menyebabkan auditor intemal hatus setidaknya menjalani training sekitar empat tahun. Semuanya ini dimaksudkan agar auditor intemal, seperti halnya spesialis informasi, dapat memberikan kontribusi yang beragam terhadap proyek sistem berdasarkan disiplin ilmunya dan berdasarkan pengalamannya. Mungkin tingkat kontribusi auditor ini bisa dipengaruhi oleh sikap manajemen puncak. Jika manajemen melihat auditor hanya berfungsi sebagai pengawas yang misi utamanya mendeteksi kelemahan yang terhadap sistem yang telah diinstal, maka kontribusinya akan sedikit. Sebaliknya, bila manajemen melihatnya secara posotif yaitu bahwa ia dapat memberikan masukan atau pengaruh kepada selumh siklus hidup CBIS, maka tingkat kontribusinya akan tinggi.

Auditor internal, seperti halnya insinyur industri, biasanya hanya terbatas melakukan aktivitas internal. Namun demikian, ada pemikiran diantara internal, bahwa mereka seharusnya lebih mernberikan perhatian pada lingkungan. Dengan lebih banyak melihat lingkungan pemsahaan, auditor akan perspektif yang lebih luas untuk memperhatikan sistem pemsahaan dan ia dapat lebih mempunyai peran dalam tugas konsultasinya. Selama ini tak ada tanda yang menunjukkan bahwa auditor internal telah memiliki perspektif yang lebih luas tersebut. Namun, untuk mencapai pola yang telah kita terapkan, yaitu sejauh mana CBIS sehamsnya berfungsi, kita telah menyertakan input lingkungan ke dalam subsistern auditing internal.

Jenis Audit
Auditor dibagi menjadi dua jenis yaitu :
1. Auditor Ekternal : Auditor yang bekerja untuk kantor akuntansi publik. Biasanya terdapat pada perusahaan kecil.
2. Auditor Internal: Auditor yang dimiliki sendiri oleh perusahaan. Biasanya pada perusahaan besar mempunyai staff  bagian ini sendiri.

Posisi Audit Internal Dalam Organisasi
Jenis-jenis Audit Internal :
1. Audit Keuangan
Menguji akurasi catatan keuangan perusahaan. Audit keuangan melakukan verifikasi terhadap keakurangan record perusahaan dan merupakan jenis aktivitas yang dilakukan oleh auditor eksternal. Auditor internal juga melakukan audit keuangan khusus terpisah dari apa yang dilakukan oleh auditor ekstemal, atau dapat beketja sama dengan eksternal.
2. Audit Operasional
Bertugas memeriksa efektivitas prosedur. Audit operasional tidak dilakukan untuk memverifikasi keakuratan record, namun untuk memvalidasi (mensyahkan) efektivitas prosedur. Sistem yang dipelajari hampir semuanya bersifat konseptual, bukannya fisik, dan mungkin melibatkan atau tidak melibatkan penggunaan komputer. Dilakukan oleh analis sistem selama tahap analis dari siklus hidup sistem.
3. Audit Kesesuaian
Bertugas memeriksa efektivitas prosedur secara berkelanjutan. Kesesuaian, merupakan lanjutan dari kegiatan audit oprasianal. Audit kesesuaian akan berlanjut terus, sehingga prosedur di perusahaan akan terus berajalan dengan baik.
Audit persetujuan (Kesesuaian) adalah sama dengan audit operasional kecuali bahwa audit persetujuan bersifat keluar. Sebagai contoh, auditor internal bisa secara random menentukan pekerja dan secara perorangan para pekerja diberi cek pembayaran, dan bukannya rnenggunakan pengiriman. Hal ini rnemastikan bahwa nama pada sistem penggajian menggambarkan pekerja yang sebenarnya dan bukannya hanya entri fiktif yang dibuat oleh supervisor yang bertanggung jawab, yang hanya ingin mendapat bagian dari pembayaran tersebut.
4. Rancangan sistem pengendalian Internal
Rancangan sistem pengendalian Internal merupakan rencana untuk pelaksanaan audit-audit agar berjalan lebih baik.Auditor internal berpartisipasi aktif dalam pengembangan sistem. Dalam auditing operasional dan persetujuan, auditor internal mempelajari sistem yang telah ada. Namun, tak heran kenapa auditor harus menunggu sampai suatu sistem diimplementasikan, sehingga ia tak dapat memberikan masukan terhadap pemasangan sistem itu. Salah satu alasannya adalah akan lebih terlalu mahal untuk rnengoreksi kesalahan sistem pada waktu sistem itu telah diimplementasikan dari pada melakukan koreksi kepadanya selama waktu perancangan. Alasan yang lebih penting lagi adalah adanya kenyataan bahwa auditor intemal dapat menyumbangkan keahliannya untuk meningkatkan kualitas sistem tersebut.
Sifat pekerjaan Auditor Internal

1. Obyektivitas
Pentingnya Obyektivitas. Seperti halnya auditor ekstemal, unsur yang berbeda dari pekerjaan lainnya yang harus dimiliki oleh auditor internal adalah obyektivitas. Evaluasi dan saran yang diberikannya adalah untuk mengoreksi sistem orang lain, tidak pernah untuk sistemnya sendiri. Oleh karena itu, hal ini akan menjadi sangat gawat bila situasi untuk mengoreksi sistemnya sendiri ini tejadi.
Agar audit intrnal selalu dapat menjaga keobyektivitasannya, ia tidak disertakan untuk bertanggung jawab atas sistem yang telah ia bantu dalam pengembangannya. Ia hanya bekeja dalam kapasitasnya sebagai pemberi saran. Ia membuat rekomendasi atau saran kepada manajemen dan membuat keputusan manajemen mengenai apakah mengimplementasikan rekomendasi tersebut atau tidak. Dalam hal ini, auditor internal melakukan pekejaannya sama seperti seorang sistem analis.

2. Independen
Pengetahuan dan Keahlian Auditor Internal
1. Pendidikan
2. Kemampuan khusus
3. Pengalaman

Sub sistem Intelijen Keuangan
Sub sistem Intelijen Keuangan bertugas mengidentifikasi sumber-sumber terbaik bagi modal tambahan dan investasi terbaik bagi kelebihan dana. Sub sistem Intelijen Keuangan digunakan untuk mengidentifikasikan sunber – sumber terbaik modal tambahan dan investasi terbaik. Informasi yang diperoleh berasal dari dua pihak, yakni Pemegang saham dan masyarakat keuangan. Subsistem inteligensi keuangan mengumpulkan data dari masyarakat keuangan, yaitu bank, agen pemerintah, pasar pengaman, dan sebagainya. Subsistem ini memonitor denyut nadi ekonomi nasional dan memberikan informasi kepada eksekutif perusahaan dan analis keuangan mengenai trend yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan. Dalam beberapa tahun yang lalu, lingkungan yang dimonitor subsistem ini telah meluas dari lingkup nasional menjadi internasional.


Sumber :

Senin, 05 November 2012

Bentuk Usaha



A.    Bentuk Usaha

·         Perseorangan

Bentuk usaha perseorangan ini yaitu usaha yang didirikan dan dimiliki oleh satu orang pengusaha yang juga memimpin usaha tersebut. Pada usaha perseorangan, tanggung jawab atas usaha terletak pada seorang pemimpin secara tidak terbatas. Hal ini berarti pemilik usaha dengan seluruh harta kekayaannya bertanggung jawab atas segala utang dari usahanya. Jadi, jika utang-utang dari usahanya tidak dapat dibayar oleh harta kekayaan dari usahanya, harta kekayaan milik pribadi menjadi tanggungannya. Sebaliknya, jika usahanya mendapatkan keuntungan, keuntungan dari usahanya menjadi miliknya sendiri.

Bentuk usaha perseorangan biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki modal yang besar dan ingin menjalankan usahanya secara mandiri, serta tidak ingin bergantung pada orang lain. Dengan demikian, pada jenis usaha ini, maju mundurnya usaha sangat bergantung pada kecakapan, kreativitas, dan kerajinan pengusaha. Banyak terdapat usaha perseorangan, misalnya toko, bengkel, dan salon.

Ciri-ciri usaha perseorangan antara lain:
1.      didirikan dengan modal dan ide sendiri;
2.      pemilik badan usaha adalah perseorangan;
3.      jalannya badan usaha bergantung pada kebijaksanaan perseorangan;
4.      semua keuntungan dan kerugian akibat usahanya ditanggung sendiri.

Keuntungan usaha perseorangan antara lain:
1.      pemilik dapat mengatur jalannya usaha menurut pandangannya sendiri;
2.      pengambilan keputusan dapat dilakukan lebih cepat;
3.      semua keuntungan usaha menjadi miliknya sendiri;
4.      beban pajak tidak tinggi karena tidak perlu mengurus banyak mitra.

Adapun kelemahan dari perusahaan perseorangan antara lain:
1.      dibutuhkan modal yang besar;
2.      Memerlukan kemampuan seseorang yang besar, baik dalam tenaga, pikiran, pengetahuan, dan keterampilan;
3.      tanggung jawab atas kerugian usaha ditanggung oleh sendiri dengan harta kekayaan milik pribadi menjadi tanggungannya;
4.      lamanya usaha berjalan bergantung pada batas umur dari pemilik.

·         CV (Commanditaire Vennotschaap)

CV adalah suatu bentuk badan usaha bisnis yang didirikan dan dimiliki oleh dua orang atau lebih yang dilakukan untuk mencapai tujuan bersama dengan memiliki tingkat keterlibatan yang berbeda-beda di antara masing-masing anggotanya. Dalam CV terdapat pihak yang mengelola usaha secara aktif dengan melibatkan harta pribadinya, dan adapula pihak lainnya hanya menyertakan modal saja tanpa harus melibatkan harta pribadi ketika usaha mengalami krisis finansial. Pihak yang aktif mengurus perusahaan CV disebut sekutu aktif, dan pihak yang hanya menyetor modal disebut sekutu pasif.

Ciri-ciri dari usaha CV antara lain:
1.  ada anggota aktif yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan ada yang pasif tinggal menunggu keuntungan;
2.      sulit untuk menarik modal yang telah disetor;
3.      modal besar karena didirikan banyak pihak;
4.      mudah mendapatkan kredit pinjaman;
5.      relatif mudah untuk didirikan;
6.      kelangsungan hidup perusahaan cv tidak menentu.

Keuntungan usaha CV antara lain:
1.    pemilik dapat berbagi tugas dalam mengelola usaha dengan lebih baik dibandingkan dengan usaha perorangan;
2.     pengelolaan modal usaha dapat dilakukan dengan lebih baik karena lebih dari satu pihak yang terlibat;
3.      izin pendirian usaha relatif mudah didapatkan;.

Adapun kelemahan dari perusahaan perseorangan antara lain:
1.      sulit melakukan penarikan modal atau investasi yang telah disetorkan;
2.      terdapat anggota aktif yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan ada yang pasif tinggal menunggu keuntungan;
3.  kelangsungan usaha ditentukan oleh masing-masing pemilik, sehingga batas umur usaha bergantung pada keputusan masing-masing pihak pemilik usaha.

·         Perseroan Terbatas / PT

Perseroan terbatas adalah bentuk badan usaha bisnis yang memiliki badan hukum resmi dan dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam PT pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT  dibutuhkan sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai persyaratan lainnya.

Ciri-ciri dari usaha PT antara lain:
1.      kewajiban terbatas pada modal tanpa melibatkan harta pribadi
2.      modal dan ukuran perusahaan besar
3.      kelangsungan hidup perusahaan pt ada di tangan pemilik saham
4.      dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki bagian saham
5.      kepemilikan mudah berpindah tangan
6.      mudah mencari tenaga kerja untuk karyawan / pegawai
7.      keuntungan dibagikan kepada pemilik modal / saham dalam bentuk dividen
8.      kekuatan dewan direksi lebih besar daripada kekuatan pemegang saham
9.      sulit untuk membubarkan PT
10.  pajak berganda pada pajak penghasilan / pph dan pajak deviden

Keuntungan usaha perseorangan antara lain:
1.      memiliki modal usaha yang besar;
2.      tanggung jawab atas kewajiban pada modal dan utang tidak ditanggung suatu pihak;
3.      mudah mencari tenaga kerja untuk karyawan / pegawai;
4.      Ukuran skala perusahaan relatif besar;
5.      Sulit untuk membubarkan PT.

Adapun kelemahan dari perusahaan perseorangan antara lain:
1.      kelangsungan hidup perusahaan pt ada di tangan pemilik saham;
2.      kepemilikan mudah berpindah tangan;
3.      beban pajak tinggi pada pajak penghasilan / pph dan pajak deviden karena mengelola banyak mitra.

·         Koperasi

Koperasi berasal dari kata co-operation. (co = bersama, operation = operasi/usaha), yang berarti usaha bersama, bentuk koperasi misalnya Koperasi Unit Desa (KUD) artinya usaha bersama masyarakat di satu wilayah desa, Koperasi Karyawan artinya usaha bersama para karyawan.

Tujuan utama Koperasi adalah mengembangkan kesejahteraan anggota, pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang, bukan perkumpulan modal sehingga laba bukan merupakan ukuran utama kesejahteraan anggota. Manfaat yang diterima anggota lebih diutamakan daripada laba. Meskipun demikian harus diusahakan agar koperasi tidak menderita rugi. Tujuan ini dicapai dengan karya dan jasa yang disumbangkan oleh masing-masing anggota.
Koperasi merupakan badan usaha yang didirikan oleh sekumpulan orang tidak oleh beberapa orang yang memiliki modal saja. Koperasi harus betul-betul mengabdi kepada kepentingan perikemanusiaan semata-mata dan bukan kepada kebendaan. Kerjasama dalam koperasi didasarkan pada rasa persamaan derajat, dan kesadaran para anggotanya. Koperasi merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial. Koperasi adalah milik bersama para anggota, pengurus maupun pengelola. Usaha tersebut diatur sesuai dengan keinginan para anggota melalui musyawarah rapat anggota.
Koperasi sebagai badan usaha dapat melakukan kegiatan usahanya sendiri dan dapat juga kerja sama dengan badan usaha lain, seperti perusahaan swasta maupun perusahaan negara. Perbedaan antara koperasi dan badan usaha lain, dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Dilihat dari segi organisasi

Koperasi adalah organisasi yang mempunyai kepentingan yang sama bagi para anggotanya. Dalam melaksanakan usahanya, kekuatan tertinggi pada koperasi terletak di tangan anggota, sedangkan dalam badan usaha bukan koperasi, anggotanya terbatas kepada orang yang memiliki modal, dan dalam melaksanakan kegiatannya kekuasaan tertinggi berada pada pemilik modal usaha.

b. Dilihat dari segi tujuan usaha

Koperasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bagi para anggotanya dengan melayani anggota seadil-adilnya, sedangkan badan usaha bukan koperasi pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.

c. Dilihat dari segi sikap hubungan usaha

Koperasi senantiasa mengadakan koordinasi atau kerja sama antara koperasi satu dan koperasi lainnya, sedangkan badan usaha bukan koperasi sering bersaing satu dengan lainnya.

d. Dilihat dari segi pengelolahan usaha

Pengelolahan usaha koperasi dilakukan secara terbuka, sedangkan badan usaha bukan koperasi pengelolahan usahanya dilakukan secara tertutup.

Ciri-ciri bentuk usaha Koperasi:

Beberapa ciri dari koperasi ialah :

1.      Koperasi  merupakan bentuk usaha  yang berawal dan didirikan dari perkumpulan orang.
2.      Pembagian keuntungan menurut perbandingan jasa. Jasa modal dibatasi.
3.  Tujuannya meringankan beban ekonomi anggotanya, memperbaiki kesejahteraan anggotanya, pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
4.      Modal tidak tetap, berubah menurut banyaknya simpanan anggota.
5.  Tidak mementingkan pemasukan modal/pekerjaan usaha tetapi keanggotaan pribadi dengan prinsip kebersamaan.
6.      Dalam rapat anggota tiap anggota masing-masing satu suara tanpa memperhatikan jumlah modal masing-masing.
7.   Setiap anggota bebas untuk masuk/keluar (anggota berganti) sehingga dalam koperasi tidak terdapat modal permanen.
8.      Seperti halnya perusahaan yang terbentuk Perseroan Terbatas (PT) maka Koperasi mempunyai bentuk Badan Hukum Menjalankan suatu usaha.
9.      Penanggungjawab koperasi adalah pengurus.
10. Koperasi bukan kumpulan modal beberapa orang yang bertujuan mencari laba sebesar-besarnya.
11.  Koperasi adalah usaha bersama kekeluargaan dan kegotong-royongan.
12.  Setiap anggota berkewajiban bekerja sama untuk mencapai tujuan yaitu kesejahteraan para anggota.
13.  Kerugian dipikul bersama antara anggota. Jika koperasi menderita kerugian, maka para anggota memikul bersama.
14.  Anggota yang tidak mampu dibebaskan atas beban/tanggungan kerugian.
15.  Kerugian dipikul oleh anggota yang mampu.

Keuntungan dari usaha koperasi antara lain :
1.  Koperasi adalah usaha bersama kekeluargaan dan kegotong-royongan, setiap anggotanya berkewajiban bekerja sama untuk mencapai tujuan yaitu kesejahteraan;
2.  meringankan beban ekonomi anggotanya, memperbaiki kesejahteraan anggotanya, pada khususnya dan masyarakat pada umumnya;
3.      anggota yang tidak mampu dibebaskan atas beban/tanggungan kerugian, Kerugian dipikul oleh anggota yang mampu.

Adapun kelemahan dari perusahaan perseorangan antara lain:
1.      Modal tidak tetap, berubah menurut banyaknya simpanan anggota;
2.      Setiap anggota bebas untuk masuk/keluar (anggota berganti) sehingga dalam koperasi tidak terdapat modal permanen.

·         Waralaba (Franchise)

Waralaba adalah bentuk usaha pemasaran dari suatu pemegang merek atau nama dagang yang disebut franchisor dengan memberikan lisensi kepada pembeli merek nama dagang mereka yang disebut franchisee untuk berusaha dibawah nama dagang franchisor berdasarkan kontrak kemitraan dan pembayaran royalti.

Jenis / Bentuk Franchise
Dalam prakteknya franchise terdiri dari empat bentuk:

1. Product Franchise
Adalah bentuk franchise dimana penerima franchise hanya bertindak sebagai pendistribusi produk kepada konsumen dengan pembatasan areal.

2. Processing or Manufacturing Frinchise
Jenis franchise ini memberikan hak pada suatu badan usaha untuk membuat suatu produk dan menjualnya pada masyarakat, dengan menggunakan merek dagang dan merek franchisor. Jenis franchise ini seringkali ditemukan dalam industri makanan dan minuman.
Suatu bentuk franchise dimana PT Ramako Gerbangmas membeli dari master franchise yang mengeloia Mc Donald‘s di Indonesia yang hanya memberi know how pada PT Ramako Gerbangmas tersebut untuk menjalankan waralaba Mc Donald’s.

3. Bussiness Format atau System Franchise
Franchisor memiliki cara yang unik dalam menyajikan produk dalam satu paket, seperti yang dilakukan oleh Mc Donald’s dengan membuat variasi produknya dalam bentuk paket penjualan.

4. Group Trading Franchise
Bentuk franchise yang menunjuk pada pemberian hak mengelola toko-toko grosir maupun pengecer yang dilakukan toko serba ada.

Menurut International Franchise Association (IFA) berkedudukan di Washington DC, merupakan organisasi Franchise International yang beranggotakan negara-negara di dunia, ada empat jenis franchise yang mendasar yang biasa digunakan di Amerika Serikat, yaitu:

1. Product Franchise
Produsen menggunakan produk franchise untuk mengatur bagaimana cara pedagang eceran menjual produk yang dihasilkan oleh produsen. Produsen memberikan hak kepada pemilik toko untuk mendistribusikan barang-barang milik pabrik dan mengijinkan pemilik toko untuk menggunakan nama dan merek dagang pabrik. Pemilik toko harus membayar biaya atau membeli persediaan minimum sebagai timbal balik dari hak-hak ini. Contohnya, toko ban yang menjual produk dari franchisor, menggunakan nama dagang, serta metode pemasaran yang ditetapkan oleh franchisor.

2. Manufacturing Franchises
Jenis franchise ini memberikan hak pada suatu badan usaha untuk membuat suatu produk dan menjualnya pada masyarakat, dengan menggunakan merek dagang dan merek franchisor. Jenis franchise ini seringkali ditemukan dalam industri makanan dan minuman.

3. Business Oportunity Ventures
Bentuk ini secara khusus mengharuskan pemilik bisnis untuk membeli dan mendistribusikan produk-produk dari suatu perusahaan tertentu. Perusahaan harus menyediakan pelanggan atau rekening bagi pemilik bisnis, dan sebagai timbal baliknya pemilik bisnis harus membayarkan suatu biaya atau prestasi sebagai kompensasinya. Contohnya, pengusahaan mesin-mesin penjualan otomatis atau distributorship.

4. Business Format Franchising
Ini merupakan bentuk franchising yang paling populer di dalam praktek. Melalui pendekatan ini, perusahaan menyediakan suatu metode yang telah terbukti untuk mengoperasikan bisnis bagi pemilik bisnis dengan menggunakan nama dan merek dagang dari perusahaan. Umumnya perusahaan menyediakan sejumlah bantuan tertentu bagi pemilik bisnis membayar sejumlah biaya atau royalti. Kadang-kadang, perusahaan juga mengaharuskan pemilik bisnis untuk membeli persediaan dari perusahaan.

Keunggulan dan Kelemahan Sistem Franchise
Franchising juga merupakan strategi memperluas pemasaran produk dari suatu usaha yang telah berhasil dan ingin bermitra dengan pihak ketiga yang serasi, yang ingin berusaha, dan memiliki usaha sendiri. Sistem franchise ini mempunyai keunggulan-keunggulan dan juga kerugian-kerugian. 

Keunggulannya adalah franchising menawarkan keuntungan untuk memulai suatu bisnis baru dengan cepat berdasar pada suatu merek dagang yang telah terbukti kesuksesannya,  tidak sama seperti dengan membangun suatu bisnis awal mula.

Sedangkan kerugian sistem franchise bagi franchisee adalah:
1.     Sistem franchise tidak memberikan kebebasan penuh kepada franchisee karena franchisee terikat perjanjian dan harus mengikuti sistem dan metode yang telah dibuat oleh franchisor.

2.   Sistem franchise bukan jaminan akan keberhasilan, menggunakan merek terkenal belum tentu akan sukses bila tidak diimbangi dengan kecermatan dan kehati-hatian franchisee dalam memilih usaha dan mempunyai komitmen dan harus bekerja keras serta tekun.

3.      Franchisee harus bisa bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik dalam hubungannya dengan franchisor.

4.      Tidak semua janji franchisor diterima oleh franchisee.

5.      Masih adanya ketidakamanan dalam suatu franchise, karena franchisor dapat memutuskan atau tidak memperbaharui perjanjian.

·         MLM (Multi Level Marketing)

Bentuk usaha MLM adalah sistem penjualan berkelompok melalui keanggotaan yang membentuk tim pemasaran secara bertingkat. Sistem MLM ini lebih mengutamakan kebersamaan dalam mencapai tingkat omzet penjualan perusahaan. Seorang anggota yang dapat memimpin timnya dalam memasarkan produk perusahaan akan diberikan komisi atau bonus sesuai dengan sistem yang berlaku di masing-masing perusahaan MLM.
Sistem dalam usaha MLM dapat digambarkan sebagai skema piramid tersebut karena seseorang yang baru bergabung yang disebut downline mereka yang sudah masuk terlebih dahulu, yang disebut upline. Downline berada di posisi bawah dari upline yang memromosikan mereka untuk masuk dan bergabung dalam MLM. Kemudian anggota baru tersebut berusaha mencapai ke posisi atas, serta mendapatkan keuntungan dari orang lain yang bergabung dibawah tim pemasarannya.
Keanggotaan didalam Multi Level marketing merupakan salah satu inti dari sistem pemasaran MLM ini. Namun yang perlu disadari bahwa untuk mencapai keberhasilan di dalam menjalankan usaha MLM ini butuh kerja keras, keyakinan dan berpikir positif agar setiap anggota dapat meraih impiannya. Karena setiap keberhasilan pasti dibutuhkan kerja keras yang tinggi.

Ciri-ciri bentuk usaha MLM:

1.   Mengharuskan anggota untuk mendapatkan orang lain atau downline sebanyak - banyaknya untuk bergabung kedalam tim pemasarannya;
2.      Memfokuskan pada perekrutan daripada penjualan produk;
3.      Tidak memiliki kebijakan uang kembali;
4.      Produk yang dijual tidak umum dari yang terdapat dipasaran bebas.


B.     Prosedur dan Legalitas
Faktor-faktor yang Harus Dihadapi Dalam Pendirian Badan Usaha

1.      Barang dan Jasa yang akan dijual.
2.      Pemasaran barang dan jasa.
3.      Penentuan harga.pembelian.
4.      Kebutuhan Tenaga Kerja.
5.      Organisasi intern.
6.      Pembelanjaan.
7.      Jenis badan usaha yang akan dipilih, dll

Badan Hukum Sebuah Perusahaan

·         Sebuah Usaha yang dilindungi oleh hukum dan perundang-undangan yang berlaku pada suatu Negara.
·         Memiliki hak dan kewajiban kepada Negara

Proses Pendirian Badan Usaha.

·         Mengadakan rapat umum pemegang saham.
·         Dibuatkan akte notaris (nama-nama pendiri, komisaris, direksi, bidang usaha, tujuan perusahaan didirikan).
·         Didaftarkan di pengadilan negeri (dokumen : izin domisili, surat tanda daftar
perusahaan (TDP), NPWP, bukti diri (identitas pribadi) pendiri).
·         Diberitahukan dalam lembaran negara (legalitas dari Kementerian Kehakiman).
Tahap 1:

1.      Pembuatan Akta Pendirian CV Akta Pendirian CV dibuat dan ditandatangani oleh Notaris yang berwenang dan dibuat dalam bahasa Indonesia;
2.      Persyaratan;
a.       Fotokopi KTP para pendiri Perseroan.
3.      Lama proses; 1-2 (satu-dua) hari kerja.

Tahap 2:

1.      Surat Keterangan Domisili Perusahaan;
2.      Permohonan surat keterangan domisili perusahaan diajukan kepada Kepala Kantor Kelurahan setempat sesuai dengan alamat kantor perusahaan berada, sebagai bukti keterangan/keberadaan alamat perusahaan;
3.      Persyaratan lain yang dibutuhkan;
a.       Fotokopi kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha.
b.      Surat keterangan dari pemilik gedung apabila bedomisili di gedung perkantoran/pertokoan.
c.  Fotokopi PBB-pajak bumi dan bangunan tahun terakhir sesuai tempat usaha untuk perusahaan yang berdomisili di RUKO/RUKAN.
4.      Lama proses; 2 (dua) hari kerja setelah permohonan diajukan.

Tahap 3: Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

1.      Permohonan pendaftaran wajib pajak badan usaha diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan keberadaan domisili perusahaan untuk mendapatkan;
a.       Kartu NPWP.
b.      Surat keterangan tedaftar sebagai wajib pajak.
2.      Persyaratan;
a.       Melampirkan bukti PPN atas sewa gedung.
b.      Melampirkan bukti pelunasan PBB-pajak bumi banguan.
c.       Melampirkan bukti kepemilikan atau bukti sewa/kontrak tempat usaha.
3.      Lama proses; 2-3 (dua-tiga) hari kerja setelah permohonan diajukan.

Tahap 4: Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SP-PKP)

1.      Permohonan untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan NPWP yang telah diterbitkan.
2.      Persyaratan;
a.       Melampirkan bukti PPN atas sewa gedung.
b.      Melampirkan bukti pelunasan PBB-pajak bumi banguan.
c.       Melampirkan bukti kepemilikan atau bukti sewa/kontrak tempat usaha.
3.      Lama Proses; 3-5 (tiga-lima) hari kerja setelah permohonan diajukan.

Tahap 5: Pendaftaran ke Pengadilan Negeri

1.      Permohonan ini diajukan kepada Kantor Pengadilan Negeri setempat sesuai
Tempat dan kedudukan perusahaan berada.
2.      Persyaratan lain yang dibutuhkan;
a.       Melampirkan NPWP
b.      Salinan akta pendirian CV
3.      Lama proses; 1 (satu) setelah permohonan diajukan

Tahap 6: Surat Izin Usaha Perdagangan

1.      Permohonan SIUP diajukan kepada Dinas Perdagangan Kota/Kabupaten untuk golongan SIUP menengah dan kecil, atau Dinas Perdagangan Propinsi untuk SIUP besar sesuai dengan tempat kedudukan perusahaan berada.
2.      Persyaratan lain yang dibutuhkan;
a.       SITU/HO untuk jenis kegiatan usaha perdagangan yang dipersyaratkan adanya SITU berdasarkan Undang-Undang Gangguan
b.      Photo direktur utama/pimpinan perusahaan (3x4) sebanyak 2 (dua) lembar
3.      Lama Proses; 14 (empat belas) hari kerja untuk SIUP Menengah/Kecil dan 30 (tigapuluh) hari kerja untuk SIUP besar.

Tahap 7: Tanda Daftar Perusahaan

1.      Permohonan pendaftaran diajukan kepada Pendaftaran Perusahaan yang berada di Kota/Kabupaten cq. Dinas Perdagangan.
2.      Bagi perusahaan yang telah terdaftar akan diberikan sertifikat Tanda Daftar
Perusahaan sebagai bukti bahwa Perusahaan/Badan Usaha telah melakukan
Wajib Daftar Perusahaan sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.37/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan.
3.      Lama Proses; 14 (empatbelas) hari kerja setelah permohonan diajukan        

SDM  
·         Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas

Contoh Struktur Organisasi suatu PT


Job description:
1. Dewan Direksi :
Dewan direksi terdiri dari satu orang direktur utama, tiga orang wakil direktur utama dan enam orang direktur.
Tugas utama dari direksi :
a.       Menentukan usaha sebagai pimpinan umum dalam mengelola perusahaan.
b.    Memegang kekuasaan secara penuh dan bertanggung jawab terhadap pengembangan perusahaan secara keseluruhan.
c.      Menentukan kebijakan yang dilaksanakan perusahaan, melakukan penjadwalan seluruh kegiatan perusahaan.
Tanggung jawab dari direksi:
Untuk mengelola usaha perseroan sesuai anggaran dasar, mengevaluasi kinerja operasional dan keuangan perseroan, serta meninjau strategi dan hal-hal penting lainnya. Selain itu beberapa pertemuan informal juga dilaksanakan untuk membahas dan menyetujui hal-hal yang membutuhkan perhatian dengan segera.

2. DIREKTUR UTAMA :
Tugas direktur utama :
a.       Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan di bidang administrasi keuangan,kepegawaian dan kesekretarian.
b.      Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan perlengkapan.
c.       Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
d.      Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan air dari langganan.
e.       Melaksanakan tugas-tugas yang di berikan Dewan Direksi.
f.       Dalam melaksanakan tugas-tugas Direktur Umum bertanggung jawab kepada Dewan direksi.
g.      Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif.
h.      Menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi (biasanya bekerja sama dengan MD atau CEO).
i.        Memimpin rapat umum, dalam hal; untuk memastikan pelaksanaan tata tertib: keadilan dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara tepat; mengarahkan diskusi kea rah consensus; menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan.
j.        Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar.
k.      Memainkan bagian terkemuka dalam menentukan komposisi dari board dan sub-komite, sehingga tercapai keselarasan dan efektivitas.
l.        Mengambil keputusan sebagaimana di delegasikan oleh BOD atau pada situasi tertentu yang dianggap perlu, yang diputuskan dalam meeting-meeting BOD.
m.    Menjalankan tanggung jawab dari direktur perusahaan sesuai dengan standaretika dan hokum, sebagai refrensi dalam (apapun standar dokumen kebijakan direktur yang mungkin anda gunakan).

3. Direktur :
Tugas utama direktur :
a.       Menetapkan tujuan dari tiap-tiap manajer yang ada.
b.      Mengawasi dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan dari manajer secara periodik dan pertanggungjawabannya.
c.       Mengadakan pengangkatan, mutasi dan pemberhentian karyawan beserta gajinya.
d.      Menetapkan kebijakan operasional perusahaan untuk jangka pendek.
e.       Sebagai pimpinan dari perusahaan.
Direktur bertanggung jawab atas kerugian Perusahaan yang disebabkan direktur tidak menjalankan kepengurusan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuannya dengan anggaran dasar,

4.  Direktur Keuangan :
Tugas direktur keuangan :
a.   Direktur keuangan dapat membentuk organ setingkat di bawahnya yang jumlahnya di tetapkan dengan persetujuan Dewan Direksi.
b.      Mengawasi Operasional mengenai keuangan perusahaan.
c.       Melakukan pengecekan lapangan mengenai bagian keuangan.
d.      Meminta pertanggungjawaban keuangan dari tiap-tiap bagian yang ada dibawahnya.
e.       Mempertanggungjawabkan kegiatan yang ada mengenai bagian keuangan.
f.       Menetapkan prosedur pelaksanaan secara rinci tentang keuangan.
g.      Menetapkan standar pekerjaan lapangan untuk menjamin tidak adanya kebocoran dalam bagian keuangan.

5.  Direktur Personalia :
Tugas direktur personalia :
a.       Mengembangkan system perencanaan personalia dan pengendalian kebijakan pegawai.
b.      Melaksanakan Kebutuhan administrasi dan kepagawaian.
c.       Membina pengembangan staff administrasi.

6.  Manager :
Tugas seorang manager adalah bagaimana mengintegrasikan berbagai macam variabel (karakteristik, budaya, pendidikan dan lain sebagainya) kedalam suatu tujuan organisasi yang sama dengan cara melakukan mekanisme penyesuaian.
Adapun mekanisme yang diperlukan untuk menyatukan variabel diatas adalah sebagai berikut:
a.       Pengarahan (direction) yang mencakup pembuatan keputusan, kebijaksanaan, supervisi, dan lain-lain.
b.      Membuat rancangan organisasi dan pembagian tugas.
c.       Melakukan seleksi, pelatihan, penilaian, dan pengembangan.
d.      Membuat Sistem komunikasi dan pengendalian.
e.       Membuat Sistem reward.

7.  Manager Personalia :
a.       Membuat sistem pengorganisasian, perencanaan program & pengendalian Unit Personalia
b.      Membuat Flow Process Administrasi seluruh kegiatan Personalia Proses & Prosedur Rekrutmen : searching, interview, test and selection.
c.       Remuneration Management : Struktur dan Skala Gaji, Basic Salary, Allowance, Incentive & Overtime.
d.      Membuat Sistem Penilaian Kinerja Karyawan.
e.       Mengatur perizinan ketenaga kerjaan Promosi, Mutasi & Demosi serta PHK.
f.       Mengatur Perjalanan Dinas dalam/luar negeri serta fasilitasnya.
g.      Training & Evaluasi Medical, Hospital, Asuransi & Dana Pensiun karyawan
– Benefit & Fasilitas Lainnya
.
h.      System Penyediaan Data Karyawan, Surat-surat serta Form Administrasi kegiatan personalia.
i.        Buat dan pastikan System Dokumentasinya yang Efektif.
j.        Buat System pelaporan Seluruh Kegiatan Personalia.

8.  Manager Pemasaran :
Tugas manager pemasaran :
a.       Menetapkan prosedur operasional Informasi yang lebih efisien.
b.      Melaporkan hasil kerja kepada direktur secara berkala.
c.       Bertanggungjawab penuh tentang fungsi dan tugas sebagai kepala bagian pemasaran secara berkala kepada direktur.

9.  Manager Pabrik :
Tugas Manager pabrik :
1)    Berkaitan Kepada Direktur :
·         Bertanggung jawab kepada direktur perusahaan langsung.
·         Melakukan konsultasi berkala supaya tercapai keselarasan pelaksanaan tugas.
2)    Berkaitan Dengan Produksi :
·         Bersama-sama dengan bagian lain untuk mengantisipasi dan mengatasi berbagai persoalan produksi.
·         Mengarahkan setiap bagian yang di tunjuk oleh direktur perusahaan.
·         Bersama-sama dengan supervisor menangani masalah pabrik.
Manajer pabrik membawahi PPC, Produksi, Pembelian, dan Gusang Bahan Baku.

10.  ADM & Gudang :
Bagian ini akan mengecek semua administrasi dan transaksi berhubungan dengan jalannya perusahaan. Bagian ini terdiri dari CMT,Acounting, dan Kasir.
a.       CMT bertugas untuk mengurus hal hal berkaitan dengan pihak Outsourcing.
b.      Accounting bertugas untuk melakukan membukukan transaksi yang terjadi.
c.       Kasir bertugas untuk membuat laporan penerimaan dan pengeluaran uang harian.

11.  Divisi regional :
·         Mengelola asset untuk menjalankan bisnis secara benar sesuai arah perusahaan.
·         Menyepakati target kinerja dengan direksi.
·         Beroperasi sebagai badan usaha yang member keuntungan kepada pemilik modal.
·         Menjalankan kebijakan dan prosedur baku yang di tetapkan oleh Kantor Pusat.
·         Menciptakan dan Meningkatkan nilai tambah perusahaan bagi pemilik modal, calom penanam modal dan pemangku kepentingan.


Sistem Penggajian dan Proses Rekruitmen
Dalam suatu perusahaan terdapat “nilai hasil akhir pembobotan” untuk suatu tugas/jabatan/pekerjaan yang disebut sebagai gaji. Gaji diperoleh dengan cara “mengalikan” hasil skor atau prestasi seseorang diperusahaan yang didapat sebagai hasil pembobotan dikalikan dengan “nilai rupiah”. Sedangkan Gaji/Imbalan/Kompensasi yang diterima Karyawan adalah berupa hasil penjumlahan gaji pokok ditambah dengan imbalan kinerja. Sistem Gaji dengan sistem tersebut pada umumnya akan lebih mudah diterima dan dipahami bagi setiap pekerjaan yang memiliki perhitungan nilai/skor kinerja sebagai hasil pembobotan.  Skor tersebut akan mencerminkan beban kerja bagi individu yang memagku pekerjaan tersebut.

Manfaat Sistem Penggajian
Manfaat Umum: Kemanfaatan sistem penggajian pada umumnya merupakan gabungan antara Tujuan Manajemen Perusahaan dan harapan para Karyawan seperti antara lain :
  • Sebagai daya tarik bagi tenaga kerja yang diperlukan oleh Perusahaan.
  • Memelihara keberadaan Karyawan untuk tetap bergabung dengan Perusahaan.
  • Merupakan “imbalan/kompensasi” yang setimpal atas prestasi yang telah diberikan Karyawan. 
  • Mencerminkan adanya keadilan yang mendasari perhitungan pembayaran imbalan untuk setiap pekerjaan sesuai dengan perbedaan masing-masing kontribusinya pada Perusahaan.Tidak bertentangan dengan peraturan Pemerintah.
  • Tidak melebihi kemampuan keuangan Perusahaan, tetapi juga cukup atraktif bagi perusahaan sejenis
  • Manfaat Khusus : Dengan sistem penggajian yang mendasarkan diri pada “beban kerja” (work load) dan dilakukan pembobotan secara kwantitatif, maka akan diperoleh manfaat antara lain :
  • Terukur bagi setiap pekerjaan; karena masing-masing memiliki nilai/skor yang ditentukan atau disepakati secara bersama-sama. 
  • Mudah dilakukan penyesuaian terhadap keadaan/perkembangan ekonomi terutama atas terjadinya laju inflasi tahunan.
  • Fair; karena sebanding dengan karya individu yang disumbangkan untuk tempat kerjanya.
Sumber dan Metode Rekrutmen
Sumber-sumber rekrutmen adalah tempat di mana para kandidat yang memenuhi syarat berada, seperti perguruan-perguruan tinggi dan perusahaan-perusahaan pesaing.

Sumber Internal:
  • Promosi
  • Transfer
  • Penarikan Kembali (Rehire)

Sumber Eksternal (Mondy 2008)
  • Sekolah Menengah Umum dan Sekolah Kejuruan
  • Akademi dan Universitas
  • Pesaing dalam Pasar Tenaga Kerja
  • Mantan Karyawan
  • Pengangguran
  • Wirausahawan
Metode-metode rekrutmen adalah cara-cara spesifik yang digunakan untuk menarik para karyawan potensial ke dalam perusahaan, seperti rekrutmen online.
Metode Internal
  • Pengumuman Lowongan Jabatan (Job Posting)
  • Persediaan Bakat (Talent Inventory)


sumber :

http://organisasi.org/bentuk_jenis_macam_badan_usaha_organisasi_bisnis_perusahaan_pengertian_dan_definisi_ilmu_sosial_ekonomi_pembangunan

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/03/koperasi-definisi-tujuan-bentuk-dan.html

id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran_berjenjang

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=prosedur%20dan%20legalitas%20bentuk%20usaha&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CCEQFjAB&url=http%3A%2F%2Fviyan.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F24828%2F3_Prosedur-pendirian-usaha.pdf&ei=uH2XUNX2FonLrQeD-YCABA&usg=AFQjCNHk7wxVrk4oHXe3oMLgpPNhfpBoAQ

http://priyangga-rizki.blogspot.com/2012/04/struktur-organisasi-perusahaan.html

http://ka02-2008.blogspot.com/2012/04/sistem-penggajian-dan-proses-rekrutmen.html