Sistem Informasi Pemasaran
Sistem Informasi Pemasaran dapat diartikan
sebagai suatu cara untuk mengatur kegiatan pemasaran dengan cara memberikan
kemudahan dan mempercepat hubungan antara penjual dan pembeli. Dalam sistem ini
dibuat pendistribusian promosi dan penentuan harga serta gagasan cara pemasaran.
Sistem informasi pemasaran digunakan oleh bagian pemasaran dalam sebuah
perusahaan untuk dapat memasarkan produk-produk perusahaan tersebut dengan
lebih tepat dan efektif.
Sistem informasi ini merupakan gabungan
dari keputusan yang berkaitan dengan :
- Produk.
- Tempat.
- Promosi.
- Harga produk.
- Strategi pemasaran
Strategi pemasaran terdiri dari berbagai unsur-unsur
yang meliputi kepentingan pemasaran yang tepat dan efektif, semua itu dikenal dengan
4P yaitu :
- Produk : apa yang dibeli pelanggan untuk memuaskan kebutuhannya.
- Promosi : berhubungan dengan semua cara untuk mendorong penjual.
- Place : Cara penjualan yang disukai konsumen dan berhubungan dengan cara pendistribusiannya kepada pelanggan.
- Price : Nilai barang atau jasa secara keseluruhan dimata konsumen yang berhubungan dengan apa yang dibayar oleh mereka.
Komponen
Sistem Informasi pemasaran
Sistem informasi pemasaran mempunyai komponen yang sama dengan sistem informasi secara umum, yaitu:
komponen-komponen input, model, output,
basis data, teknologi dan kontrol.
Perbedaan komponen-komponen ini antar
sistem-sistem informasi lainnya adalah konteks letak dari sistem informasinya.
Misalnya untuk Sistem informasi pemasaran ini, maka komponen inputnya adalah
input tentang data pemasaran dan outputnya adalah laporan-laporan berisi
informasi pemasaran.
Komponen Input Pemasaran
Sistem informasi pemasaran mengumpulkan
data yang menjelaskan transaksi pemasaran perusahaan. Subsistem intelejen
pemasaran mengumpulkan informasi dari lingkungan perusahaan yang berkaitan
dengan operasi pemasaran. Subsistem peneliti pemasaran melakukan penelitian
khusus mengenai operasi pemasaran.
Komponen Model Pemasaran
Model digunakan untuk menghasilkan
informasi yang relevan yang sesuai dengan kebutuhan pemakai sistemnya. Model
merupakan cetakan yang merubah bentuk input menjadi output. Model di sistem
informasi pemasaran banyak digunakan untuk menghasilkan laporan keperluan
anggaran operasi, strategi penentuan harga produk, evaluasi produk baru,
pemilihan lokasi fasilitas, evaluasi penghapusan produk lama, penunjukan
salesman, penentuan rute pengiriman yang paling optimal, pemilihan media iklan
yang paling efektif dan untuk persetujuan kredit.
Komponen Basis Data Pemasaran
Data yang digunakan oleh Subsistem output
yang berasal dari database. Beberapa data dalam database adalah unik bagi
fungsi pemasaran, tapi banyak yang berbagi dengan area fungsional lain.
Komponen Output Pemasaran
Tiap Subsistem output menyediakan
informasi tentang Subsistem itu sebagai bagian dari gabungan Subsistem produk
menyediakan informasi tentang produk perusahaan. Subsistem promosi menyediakan
informasi tentang kegiatan periklanan perusahaan dan penjualan langsung.
Subsistem harga membantu manajer untuk membuat keputusan harga.
Subsistem Sistem Informasi Pemasaran
Subsistem Penelitian Pemasaran (Riset
Pemasaran) Subsistem penelitian pemasaran merupakan sistem yang berhubungan
dengan pengumpulan, pencatatan dan analisis data pelanggan dan calon pelanggan
dan calon pelanggan. Manajer pemasaran dapat mengunakan penelitian pemasaran
untuk mengumpulkan segala jenis informasi tetapi sebagian besar kegiatan
ditujukan pada pelanggan dan calon pelanggan :
Data primer dan sekunder
Data primer adalah data yang dikumpulkan
perusahaan. Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang
lain. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data primer adalah wawancara
mendalam, pengamatan dan pengujian terkendali. Beberapa data sekunder harus
dibeli dan sering tersedia dalam bentuk pita magnetik atau disket untuk
memudahkan pemasukan kedalam CBIS data sekunder yang lain seperti tersedia
diperpustakan.
Subsistem Intelijen Pemasaran Tiap area
fungsional bertanggung jawab untuk menghubungkan perusahaan dengan
elemen-elemen tertentu dilingkungan pemsaran yang memliki tanggung jawab utama
pada pelanggan dan pesaing. Seperti area fungsional lainnya, pemasaran juga
memiliki tanggung jawab pada pemerintah dan komunitas global.
Subsistem Produk
Subsistem produk berguna untuk membuat
rencana produk baru.
a. Siklus hidup produk
Tugas manajer pemasaran adalah
mengembangkan strategi dan taktik untuk tiap unsur dalam pemasaran dan kemudian mengintegrasikan
menjadi suatu rencana pemasaran yang menyeluruh. Suatu kerangka kerja yang
disebut siklus hidup produk mengarahkan manajer dalam membuat
keputusan-keputusan ini seperti arti namanya siklus hidup produk.
b. Model evaluasi produk baru
Keputusan untuk mengembangkan produk baru
harus dipertimbangkan secara matang dan dengan dasar keuangan yang baik dan
dibuat oleh eksekutif. Perusahaan yang memperkenalkan banyak produk baru
mengembangkan suatu prosedur formal yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti
potensi tingkat keuntungan dan efisiensi penggunaan sumber daya.
Subsistem Tempat
pengambilan keputusan terhadap penentuan
tempat yang sesuai dengan pelemparan produk yang dihasilkan sangat menentukan
tingkat penjualan produk. Untuk itu, posisi subsistem ini sangat vital dalam
keberadaanya.
Subsistem Promosi
Subsistem promosi berfungsi untuk
melakukan analisis terhadap promosi yang dilakukan untuk meningkatkan
penjualan.
Subsistem Harga
Subsistem harga berfungsi untuk membantu
menetapkan harga terhadap produk yang dihasilkan.
a. Penetuan harga berdasarkan biaya
Beberapa poerusahaan menggunakan penentuan
harga berdasarkan biaya dengan menentukan biaya-biaya mereka dan menambahkan
markup yang diinginkan. Jika perusahaan memilki SIA yang baik, tersedia data
biaya yang akurat mambuat tugas Subsistem harga menjadi mudah untuk mendukung
penentuan harga berdasarkan biaya.
b. Penentuan harga berdasarkan permintaan
Kebijakan harga yang kurang berhati-hati
adalah penentuan harga berdasarkan permintaan yang menetapkan harga sesuai
dengan nilai yang ditempatkan oleh konsumen terhadap produk.
Evolusi Konsep Sistem Informasi Pemasaran
Pada tahun 1966 profesor Philip kotler
dari Northwestern university menggunakan istilah pusat syaraf pemasaran
(marketing nerve center). Ia mengidentifikasikan tiga jenis informasi pemasaran
: Intelijen pemasaran (marketing intelligence) informasi yang mengalir
keperusahaan dari lingkungan. Informasi pemasaran intern (internal marketing
information) informasi yang dikumpulkan dalam perusahaan. Komunikasi pemasaran
(marketing Communication) informasi yang mengalir keluar lingkungan.
ASPEK PEMASARAN (Perencanaan Usaha)
Aspek
pemasaran merupakan faktor strategis atau kunci dari keberhasilan
perusahaan, jika permintaan terhadap produk/ jasa yang dibuat kurang memadai
seluruh kegiatan aspek-aspek yang lain tidak akan terwujud.
Jika
propek permintaan terhadap permintaan produk lebih kecil dari penawarannya maka
sistem produksi produk tersebut tidak layak dilaksanakan. Jika market space
masih tersedia maka perlu diselidiki apakah pasar masih mampu menampung produk
baru yang direncanakan.
Untuk
mengetahui potensi permintaan dan penawaran terhadap suatu barang atau jasa,
perlu dilakukan penelitian yang mendalamtentang perkembangan permintaan dan
jumlah pemasoknya. Perkembangan permintaan dapat diduga melalui perubahan
pendapatan dan selera konsumen dalam membeli barang dan jasa
tersebut.
Spesifikasi
produk yang akan dibuat serta sasaran pasarnya harus terurai dengan jelas serta
segmen pengguna produk / jasa. Ciri manfaat suatu produk atau atribut lainnya
membantu untuk membedakan dari produk pesaing Uraian spesifikasi produk yang
jelas akan memudahkan dalam menghitung kebutuhan dahan baku yang digunakan.
Sementara segmen pasar dan target pasar yang jelas akan membantu dalam
penyusunan program pemasaran
B.
Perkembangan Permintaan dan Prospeknya
Perkembangan permintaan dan prospek
pasar terhadap suatu produk perlu diketahui, guna mendapatkan hal tersebut
harus dilakukan penelitian pasar melalui perkembangan penjualan produk/ jasa
sejenis yang dipublikasikan dalam berbagai laporan (studi data skunder) dan
penelitian lapangan (market survey) tentang selera atau keinginan terhadap
produk.
Proyeksi permintaan harus dibuat
untuk beberapa tahun ke depan, setidaknya untuk jangka waktu lima tahun atau
disesuaikan dengan unsur peralatan utama yang digunakan.
Perhitungan statistik terhadap
perkembangan dan prospek permintaan barang/ jasa harus dicantumkan dalam
lampiran proposal bisnis tersebut, termasuk sumber datanya supaya dapat
dipertanggung jawabkan validitasnya.
C.
Perkembangan Penawaran dan Prospeknya
Informasi
tentang perkembangan penawaran dapat diamati dengan volume produksi atau
melalui kapasitas produksi terpasang perusahaan sejenis yang sudah ada dipasar.
Sedangkan data-data tentang perusahaan dan masing-masing kepasitas produksinya
dapat diperoleh dari publikasi atau pencatatan pada BKPM, Depatemen
Perindustrian dan Perdagangan, asosiasi perusahaan yang terkait dan sebagainya.
D.
Market Space dan Market Share
Adanya
kelebihan volume perimntaan terhadap penawaranya menunjukkan ruang pasar yang
dapat dipenuhi. Ruang pasar yang cukup besar menunjukkan indikasi bahwa
pembangunan proyek untuk memenuhi permintaan tersebut LAYAK untuk dilaksanakan.
E.
Program Pemasaran
Program pemasaran disusun
berdasarkan target pasar dan pangsa pasar yang akan dikuasai, rencana pemenuhan
pangsa pasar disusun berdasarkan program pemasaran yang lebih rinci meliputi
volume penjualan, kebijakan harga jual, system pembayaran, system distribusi
dan kegiatan promosi yang digunakan.
Strategi Pemasaran
Teknik
dan Strategi Pemasaran
Setelah
memahami perencanaan usaha, langkah selanjutnya adalah mempelajari dan melatih
bagaimana barang dan jasa yang dihasilkan itu didistribusikan atau dipasarkan.
Sesuai dengan definisi pemasaran yaitu kegiatan menefiti kebutuhan dan
keinginan konsumen (probe/search), menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen (product), menentukan fingkat harga (price),
mempromosikannya agar produk dikenal konsumen (promotion), dan mendistribusikan
produk ke tempat konsumen (place), maka tujuan pemasaran adalah bagaimana agar
barang dan jasa yang dihasilkan disukai, dibutuhkan, dan dibeli oleh konsumen
(J. Supranto, 1993). Ini berarti, perhatian kita dalam pemasaran haruslah
diawali dengan riset pemasaran yaitu untuk meneliti kebutuhan dan keinginan
konsumen. Sesuai dengan tujuan pemasaran, maka inti pemasaran adalah penciptaan
nilai yang lebih tinggi bagi konsumen daripada nilai yang diciptakan oleh pihak
pesaing. Strategi usaha yang cocok dengan konsep tersebut adalah memproduksi
barang dan jasa apa yang bisa dijual dan bukan menjual barang dan jasa apa yang
bisa diproduksi. Strategi pertama sangat tepat dan sesuai dengan inti
pemasaran, sedangkan strategi kedua tidak tepat karena tidak memperhatikan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Prinsip dasar pemasaran yaitu menciptakan
nilai bagi langganan (customer value), keunggulan bersaing (competitive
advantages), dan fokus pemasaran. Tujuan pemasaran bukan mendapatkan langganan
(get customer), akan tetapi memperbaiki situasi bersaing (improve competitive
situation). Dalam konteks ini, seorang wirausaha harus mampu memproduksi barang
dan jasa dengan mutu yang lebih baik, harga yang lebih murah, dan penyerahan
yang lebih cepat daripada pesaing.
Perencanaan Pemasaran
Pembahasan
tentang strategi perusahaan, tidak bisa lepas dari perencanaan, arahan, atau
acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Ada beberapa
langkah dalam merencanakan pemasaran bagi usaha baru:
Langkah
1: Penentuan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
Untuk
mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan, pertama-tama harus dilakukan
penelitian pasar atau riset pemasaran. Riset pasar harus diarahkan pada
kebutuhan konsumen, misalnya barang atau jasa apa yang diinginkan dan
dibutuhkan konsumen, berapa jumlahnya, kualitas yang bagaimana, siapa yang
membutuhkan, dan kapan mereka memerlukan. Riset pasar dimaksudkan untuk
menentukan segmen pasar dan karakteristik konsumen yang dituju.
Langkah
2: Memilih Pasar Sasaran Khusus (Special Target Market)
Setelah
mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, langkah berikutnya adalah memilih
pasar sasaran khusus.
Ada tiga jenis pasar sasaran khusus, yaitu:
(1)
Pasar individual (individual market).
(2)
Pasar khusus (niche market).
(3)
Segmentasi pasar (market segmentation).
Dari
tiga altematif pasar sasaran tersebut, bagi perusahaan kecil dan usaha baru
lebih tepat bila memilih pasar khusus (niche market) dan pasar individual (individual
market). Sedangkan untuk perusahaan menengah dan besar lebih baik memilih
segmen pasar (segmentation market).
Langkah
3: Menempatkan Strategi Pemasaran dalam Persaingan
Penerapan
strategi pemasaran sangat tergantung pada keadaan lingkungan persaingan pasar
yang ada dari hari kehari. Keberhasilan dalam segmentasi pasar sangat
tergantung pada potensi yang menggambarkan permintaan dari lingkungan
persaingan. Ada enam strategi untuk memenuhi permintaan dari lingkungan yang
bersaing:
(1) Berorientasi
pada pelanggan (customer orientation).
(2) Kualitas
(quality), ialah mengutamakan Total Quality Management (TQM) yaitu efektif,
efisien, dan tepat.
(3) Kenyamanan
(convenience), yaitu memfokuskan perhatian pada kesenangan hidup, kenyamanan,
dan kenikmatan.
(4) Inovasi
(innovation), yaitu harus berkonsentrasi untuk berinovasi dalam produk, jasa,
maupun proses.
(5) Kecepatan
(speed), atau disebut juga Time Compression Management (TCM), yang diwujudkan
dalam bentuk:
(a) Kecepatan
untuk menempatkan produk baru di pasar.
(b) Memperpendek
waktu untuk merespons keinginan dan kebutuhan pelanggan (customer response time).
(6) Pelayanan
dan kepuasan pelanggan.
Langkah
4: Pemilihan Strategi Pemasaran
Strategi
pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan
penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi
pemasaran. Untuk menarik konsumen, wirausaha bisa merekayasa
indikator-indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran (marketing mix), yaitu
probe, product, price, place, promotian.
Kelas Pemasaran
Penelitian
dan Pengembangan Pasar (Probe). Seperti telah dikemukakan bahwa langkah pertama
dalam kegiatan pemasaran adalah meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen.
Berapa jumlahnya, bagaimana daya belinya, di mana tempat konsumennya, dan
berapa permintaannya. Semua ini merupakan informasi penting bagi pemasaran
produk baru.
Menurut
Peggy Lambing dan Charles L. Kuehl (2000: 153), keunggulan bersaing perusahaan
baru terletak pada perbedaan (diferensiasi) perusahaan tersebut dengan
pesaingnya dalam hal:
(1) Kualitas
yang lebih baik.
(2) Harga
yang lebih murah dan bisa ditawar.
(3) Lokasi
yang lebih cocok, lebih dekat, lebih cepat.
(4) Seleksi
barang dan jasa yang lebih menarik.
(5) Pelayanan
yang lebih menarik dan lebih memuaskan konsumen.
(6) Kecepatan,
baik dalam pelayanan maupun dalam penyaluran barang.
Oleh
sebab itu, menurut Zimmerer (1996: 117), bagi usaha baru. sangatlah cocok untuk
menerapkan strategi market driven. Strategi ini dibangun berdasarkan enam
pondasi:
(1) Orientasi
konsumen.
(2) Kualitas.
(3) Kenyamanan
dan kesenangan.
(4) Inovasi.
(5) Kecepatan.
(6) Pelayanan
dan kepuasan pelanggan.
Berorientasi pada
Konsumen
Usaha
baru yang berhasil pada umumnya memusatkan perhatian pada pengembangan sikap
yang berorientasi kepada kepuasan stakeholder (stakeholder satisfaction). Dalam
pemasaran, orientasi itu tentunya kepada kepuasan pelanggan dengan
prinsip-prinsip pokok sebagai berikut:
(1) Bila
ada pelanggan yang merasa kurang puas, segera secepat mungkin memperbaiki kekurangan
tersebut.
(2) Doronglah
pelanggan untuk mengajukan keluhan bila kurang memuaskan.
(3) Mintalah
umpan balik (feed-back) dari karyawan tentang upaya perbaikan pelayanan
yang
harus diberikan kepada pelanggan.
(4) Buatlah
komitmen untuk membuat pelayanan terbaik kepada konsumen.
(5) Izinkan
manajer untuk menunggu.pelanggan temporer.
(6) Hati-hati
dalam memilih dan melatih seseorang yang akan berhubungan dengan pelanggan.
(7) Kembangkan
pelayanan bagi karyawan, sehingga komunikasi betul-betul mengarah pada
pelanggan.
(8) Berikan
insentif kepada karyawan yang betul-betul memberikan pelayanan istimewa kepada
pelanggan.
Kualitas
Agar
berhasil dalam persaingan global, sangatlah penting bagi perusahaan untuk
memperhatikan kualitas barang dan jasa serta pelayanan. Akhir-akhir ini,
perbaikan kualitas telah dijadikan tujuan strategi beberapa perusahaan di
dunia, yang kemudian secara. integral dijadikan bagian dari budaya perusahaan.
Perbaikan kualitas tersebut terangkum dalam Total Quality Management (TQM).
Secara
filosofis, Total Quality Management (TQM), nilai-nilai dan kerja keras tidak
hanya ditujukan untuk mempertahankan kualitas barang dan jasa tetapi juga untuk
mempertahankan kualitas usaha dan pelayanan kepada pelanggan. Kunci utama dalam
mengembangkan TQM justru. terletak pada perhatian khusus kepada pelanggan.
Artinya,’ kualitas harus mencerminkan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Bagaimana
pelanggan menginterpretasikan kualitas? Berdasarkan hasil survei di Amerika
Serikat, menurut Zimmerer (1996) ada lima macam komponen kualitas yang secara
berurutan perlu diperhatikan, yaitu:
(1) Ketepatan
(reliability), yaitu rata-rata kelalaian/pengabaian.
(2) Daya
tahan (durability), yaitu berapa lama barang dan jasa tersebut dapat dipakai/
bertahan.
(3) Mudah
digunakan (easy of use), yaitu barang dan jasa tersebut memberikan kemudahan
untuk digunakan.
(4) Nama
merek yang terkenal dan dipercaya (known and trusted brand name).
(5) Harga
yang relatif rendah (low price).
Barang
dan jasa yang cepat, tepat, hemat, sehat, kuat, dan terkenal merupakan
prasyarat bagi perusahaan dalam mempertahankan kualitas. Barang dan jasa harus
cepat dan tepat dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Selain itu,
barang dan jasa itu harus tahan lama atau tidak mudah rusak dan mudah digunakan
oleh siapa pun dan kapan pun. Komponen lain dari kualitas yang tidak kalah
pentingnya adalah harga yang murah dan merek yang terkenal. Merek yang terkenal
dan harga yang terjangkau sangat menarik dan merangsang konsumen sekaligus
mencerminkan kualitas yang dikehendaki konsumen.
Sedangkan
di bidang jasa pelayanan, konsumen ingin melihat jasa perusahaan yang
mencerminkan beberapa karakteristik sebagai berikut:
(1) jelas/nyata
(tangibles), yaitu jelas ada fasilitas, ada peralatan dan ada orang yang
melayaninya.
(2) Ketepatan
(reliability), yaitu memenuhi apa yang dikatakan itu sesuai dengan apa yang
dilakukan atau tepat janji dan tepat pelayanan.
(3) Ketanggapan
(responsiveness), yaitu tanggap terhadap keinginan pelanggan.
(4) Terjamin
dan penuh empati (assurance and empathy), yaitu menimbulkan sikap yang
menyenangkan. Dengan kata lain, pelayanan itu harus cepat, tepat, hemat,
sehat, dan nikmat. Artinya, ada garansi yang menimbulkan rasa aman dan senang.
Pedoman
penting untuk mencapai sasaran kualitas seperti di atas dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Bangun
kualitas ke dalam proses.
(2) Kembangkan
tim kerja dan sebar luaskan sampai departemen.
(3) Mantapkan
ikatan dengan pemasok secara khusus.
(4) Latihlah
manajer dan karyawan agar mereka partisipasi dalam program peningkatan
kualitas.
(5) Berdayakan
karyawan pada setiap tingkatan organisasi, berikan wewenang dan tanggung jawab
dalam membuat keputusan untuk menentukan kualitas.
(6) Mantapkan
komitmen manajer terhadap kualitas.
(7) Berikan
insentif kepada orang yangbekerja berkualitas.
(8) Kembangkan
strategi perusahaan dalam perbaikan kualitas.
Kenyamanan
Untuk
mengetahui kenyamanan, dilakukan dengan cara meminta informasi kepada
pelanggan, misalnya kesenangan apa yang mereka inginkan dan mereka harapkan
dari pelayanan yang disajikan perusahaan? Untuk memberikan pelayanan yang
menyenangkan harus diperhatikan hal-hal berikut:
(1) Lokasi
usaha harus dekat dengan pelanggan.
(2) Berikan
kemudahan-kemudahan kepada pelanggan.
(3) Tentukan
jam kerja yang menyenangkan bagi pelanggan. Apakah perusahaan buka seminggu
penuh atau semalam suntuk.
(4) Tetapkan
apakah barang perlu diantar atau tidak.
(5) Berikan
kemudahan untuk menggunakan cara kredit.
(6) Latihlah
karyawan untuk dapat melakukan transaksi dengan cepat, tepat, hemat, dan sopan.
Inovasi
Inovasi
merupakan kunci keberhasilan bagi usaha baru. Perubahan pasar yang sangat cepat
dan persaingan yang kompleks menuntut inovasi yang terus-menerus. Inovasi yang
terus-menerus merupakan suatu kekuatan bagi wirausaha dalam. meraih sukses
usahanya. Beberapa bentuk inovasi yang lazim. dan terkenal ialah dalam bentuk
produk baru, perbedaan teknik/cara, dan pendekatan baru dalam
memperkenalkannya.
Kecepatan
Kecepatan
merupakan kekuatan dalam persaingan. Dengan kecepatan berati mengurangi biaya,
meningkatkan kualitas, dan memenuhi permintaan pasar. Secara filosopi,
kecepatan disebut Time Compression Management (TCM), yang memiliki dua aspek,
yaitu: (1) Mempercepat produk baru ke pasar, dan (2) Memperpendek waktu dalam
merespons permintaan pelanggan baik dalam memproses produk maupun dalam
mendistribusikan atau menyampaikannya.
Agar
perusahaan yang mementingkan TQM dapat bersaing, hendaknya melakukan hal-hal
sebagai berikut:
(1) Perbaharui
keseluruhan proses sehingga menjadi lebih cepat.
(2) Ciptakan
fungsi silang dari tim kerja, berikan wewenang untuk memecahkan persoalan. Tim
kerja yang yang dimaksud adalah insinyur, pekerja yang dipabrik penjual, ahli
kualitas, dan bahkan pelanggan.
(3) Arahkan
tujuan secara agresif untuk mengurangi waktu dan memperpendek jadwal. Melalui
TQM diharapkan dapat mengurangi siklus waktu, misalnya yang seharusnya beberapa
minggu menjadi beberapa hari atau jam saja, seharusnya sebulan hanya beberapa
minggu saja, dan seterusnya.
(4) Tanamkan
budaya cepat. Pelayanan harus cepat namun tepat, hemat, dan sopan.
(5) Gunakan
teknologi yang dapat mempercepat proses.
Pelayanan
dan Kepuasan Pelanggan
Wirausaha
mengetahui bahwa salah satu cara terbaik untuk mempertahankan pelanggan dan
menarik pelanggan baru adalah dengan menyajikan pelayanan yang lebih baik yang
tidak tertandingi oleh pesaing lain. Cara menciptakan pelayanan dan kepuasan
pelanggan dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Dengarkan
dan perhatikan pelanggan.
(2) Tetapkan
pelayanan yang terbaik.
(3) Tetapkan
ukuran dan kinerja standar.
(4) Berikan
perlindungan hak-hak karyawan.
(5) Latih
karyawan cara memberikan pelayanan yang istimewa.
(6) Gunakan
teknologi yang memberikan pelayanan terbaik.
Sistem Informasi Keuangan
Sistem Informasi Keuangan adalah
sistem informasi yang memberikan informasi kepada orang atau kelompok baik di
dalam perusahaan maupun di luar perusahaan mengenai masalah keuangan dalam suatu
perusahaan.
Informasi yang diberikan berbentuk laporan
khusus, laporan periodik, hasil dari simulasi matematika, saran dari sistem
pakar, dan melalui komunikasi elektronik.
Model Sistem Informasi Keuangan
Model Sistem Informasi Keuangan terdiri
dari :
Subsistem Input
Ada tiga subsistem input, yaitu:
·
Subsistem Informasi Akuntansi,
·
Subsistem Audit Internal, dan
·
Subsistem Inteligensi Keuangan.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Sistem Informasi Akuntansi bertugas
menyediakan data akuntansi yang berupa catatan mengenai segala sesuatu yang
terjadi dalam perusahaan. Data akuntansi menyediakan catatan mengenai segala
sesuatu yang berhubungan dengan keuangan yang terjadi dalam perusahaan. Catatan
dibuat untuk setiap transaksi, menjelaskan apa yang terjadi, kapan terjadinya,
siapa yang terlibat dan berapa banyak uang yang terlibat. Data ini dapat
dianalisis dalam berbagai cara untuk memnuhi sebagian kebutuhan informasi
manajemen.
Pengumpulan data di bidang
manufaktur diperoleh dari dokumen sumber dan dimasukkan ke dalam database
dengan menggunakan terminal atau dalam jaringan yang ditempatkan di seluruh
perusahaan. Subsistem pemrosesan data juga mengumpulkan data lingkungan sebagai
hasil dari transaksi bisnis dengan perusahaan lain. Kita telah mengetahui
bagaimana sistem entri pemesanan dan account receivable mengumpulkan data dan
bagaimana sistem pembelian, penerimaan, dan account payable mengumpulkan data
pemasok.
Data internal berfungsi sebagai dasar untuk pemecahan masalah yang berhubungan dengan segala aspek operasi perusahaan. Sebagai contoh menggunakan data yang diperoleh dari pelaporan kerja, yang digunakan dasar untuk menyusun atau merevisi keputusan mengenai inventarisasi manajer.
Sinonim dengan Pemrosesan data.
Dalam pandangan kita, sistem pemrosesan data adalah sama dengan sistem
accounting, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Tujuan
Tujuan pemrosesan data adalah untuk menghasilkan dan memelihara record perusahaan yang uptodate.
Tujuan pemrosesan data adalah untuk menghasilkan dan memelihara record perusahaan yang uptodate.
Tugas
Pokok.
Pemrosesan data mempunyai empat
tugas pokok, yaitu pengumpulan data, pengubahan data, penyimpanan data, dan
pembuatan dokumen.
Sifat
Pemrosesan Data.
Pemrosesan data menjalankan tugas
yang penting, secara relatif mengikuti prosedur standar, memberikan data yang
lengkap, utamanya mempunyai fokus historis, dan memberikan informasi pemecahan
masalah mini- mal.
Sub Sistem Audit
Internal
Pengertian Auditor adalah orang
bertugas memeriksa catatan akuntansi untuk menguji kebenarannya. Auditor
intemal adalah pekerja dalam perusahaan, yang biasanya terlibat dalam pekerjaan
perancangan dan evaluasi sistem informasi konseptual seluruh perusahaan.
Subsistem audit internal sama dengan subsistem penelitian pemasaran dan subsistem teknik industri, yakni bahwa mereka ini dirancang untuk melakukan studi khusus mengenai operasi perusahaan.
Subsistem audit internal sama dengan subsistem penelitian pemasaran dan subsistem teknik industri, yakni bahwa mereka ini dirancang untuk melakukan studi khusus mengenai operasi perusahaan.
Auditor intemal hams memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Ini meliputi pemahaman komputer
dan informasi, selain kemampuan auditing standar yang dimilikinya. Mungkin kebalikan
dari apa yang anda perkirakan, bahwa auditor internal tidak selalu harus dari
lulusan perguruan tinggi jurusan accounting, namun mereka yang bekeja di
auditing bisa dari berbagai macam disiplin ilmu. Kondisi ini, dan dengan adanya
kenyataan hahwa sistem bisnis bersifat sangat kompleks, menyebabkan auditor
intemal hatus setidaknya menjalani training sekitar empat tahun. Semuanya ini
dimaksudkan agar auditor intemal, seperti halnya spesialis informasi, dapat
memberikan kontribusi yang beragam terhadap proyek sistem berdasarkan disiplin
ilmunya dan berdasarkan pengalamannya. Mungkin tingkat kontribusi auditor ini
bisa dipengaruhi oleh sikap manajemen puncak. Jika manajemen melihat auditor hanya
berfungsi sebagai pengawas yang misi utamanya mendeteksi kelemahan yang
terhadap sistem yang telah diinstal, maka kontribusinya akan sedikit.
Sebaliknya, bila manajemen melihatnya secara posotif yaitu bahwa ia dapat
memberikan masukan atau pengaruh kepada selumh siklus hidup CBIS, maka tingkat
kontribusinya akan tinggi.
Auditor internal, seperti halnya insinyur industri, biasanya hanya terbatas melakukan aktivitas internal. Namun demikian, ada pemikiran diantara internal, bahwa mereka seharusnya lebih mernberikan perhatian pada lingkungan. Dengan lebih banyak melihat lingkungan pemsahaan, auditor akan perspektif yang lebih luas untuk memperhatikan sistem pemsahaan dan ia dapat lebih mempunyai peran dalam tugas konsultasinya. Selama ini tak ada tanda yang menunjukkan bahwa auditor internal telah memiliki perspektif yang lebih luas tersebut. Namun, untuk mencapai pola yang telah kita terapkan, yaitu sejauh mana CBIS sehamsnya berfungsi, kita telah menyertakan input lingkungan ke dalam subsistern auditing internal.
Jenis Audit
Auditor dibagi menjadi dua jenis
yaitu :
1. Auditor Ekternal : Auditor yang
bekerja untuk kantor akuntansi publik. Biasanya terdapat pada perusahaan kecil.
2. Auditor Internal: Auditor yang
dimiliki sendiri oleh perusahaan. Biasanya pada perusahaan besar mempunyai staff bagian ini sendiri.
Posisi Audit Internal Dalam
Organisasi
Jenis-jenis Audit Internal :
1.
Audit Keuangan
Menguji akurasi catatan keuangan
perusahaan. Audit keuangan melakukan verifikasi terhadap keakurangan record
perusahaan dan merupakan jenis aktivitas yang dilakukan oleh auditor eksternal.
Auditor internal juga melakukan audit keuangan khusus terpisah dari apa yang
dilakukan oleh auditor ekstemal, atau dapat beketja sama dengan eksternal.
2. Audit Operasional
2. Audit Operasional
Bertugas memeriksa efektivitas
prosedur. Audit operasional tidak dilakukan untuk memverifikasi keakuratan
record, namun untuk memvalidasi (mensyahkan) efektivitas prosedur. Sistem yang
dipelajari hampir semuanya bersifat konseptual, bukannya fisik, dan mungkin
melibatkan atau tidak melibatkan penggunaan komputer. Dilakukan oleh analis
sistem selama tahap analis dari siklus hidup sistem.
3. Audit Kesesuaian
Bertugas memeriksa efektivitas
prosedur secara berkelanjutan. Kesesuaian, merupakan lanjutan dari kegiatan
audit oprasianal. Audit kesesuaian akan berlanjut terus, sehingga prosedur di
perusahaan akan terus berajalan dengan baik.
Audit persetujuan (Kesesuaian)
adalah sama dengan audit operasional kecuali bahwa audit persetujuan bersifat
keluar. Sebagai contoh, auditor internal bisa secara random menentukan pekerja
dan secara perorangan para pekerja diberi cek pembayaran, dan bukannya
rnenggunakan pengiriman. Hal ini rnemastikan bahwa nama pada sistem penggajian
menggambarkan pekerja yang sebenarnya dan bukannya hanya entri fiktif yang
dibuat oleh supervisor yang bertanggung jawab, yang hanya ingin mendapat bagian
dari pembayaran tersebut.
4.
Rancangan sistem pengendalian Internal
Rancangan sistem pengendalian
Internal merupakan rencana untuk pelaksanaan audit-audit agar berjalan lebih
baik.Auditor internal berpartisipasi aktif dalam pengembangan sistem. Dalam
auditing operasional dan persetujuan, auditor internal mempelajari sistem yang
telah ada. Namun, tak heran kenapa auditor harus menunggu sampai suatu sistem
diimplementasikan, sehingga ia tak dapat memberikan masukan terhadap pemasangan
sistem itu. Salah satu alasannya adalah akan lebih terlalu mahal untuk
rnengoreksi kesalahan sistem pada waktu sistem itu telah diimplementasikan dari
pada melakukan koreksi kepadanya selama waktu perancangan. Alasan yang lebih
penting lagi adalah adanya kenyataan bahwa auditor intemal dapat menyumbangkan
keahliannya untuk meningkatkan kualitas sistem tersebut.
Sifat pekerjaan Auditor Internal
1. Obyektivitas
Pentingnya Obyektivitas. Seperti
halnya auditor ekstemal, unsur yang berbeda dari pekerjaan lainnya yang harus
dimiliki oleh auditor internal adalah obyektivitas. Evaluasi dan saran yang
diberikannya adalah untuk mengoreksi sistem orang lain, tidak pernah untuk
sistemnya sendiri. Oleh karena itu, hal ini akan menjadi sangat gawat bila
situasi untuk mengoreksi sistemnya sendiri ini tejadi.
Agar audit intrnal selalu dapat
menjaga keobyektivitasannya, ia tidak disertakan untuk bertanggung jawab atas
sistem yang telah ia bantu dalam pengembangannya. Ia hanya bekeja dalam
kapasitasnya sebagai pemberi saran. Ia membuat rekomendasi atau saran kepada
manajemen dan membuat keputusan manajemen mengenai apakah mengimplementasikan
rekomendasi tersebut atau tidak. Dalam hal ini, auditor internal melakukan
pekejaannya sama seperti seorang sistem analis.
2. Independen
Pengetahuan dan Keahlian Auditor
Internal
1. Pendidikan
2. Kemampuan khusus
3. Pengalaman
Sub sistem Intelijen Keuangan
Sub sistem Intelijen Keuangan
bertugas mengidentifikasi sumber-sumber terbaik bagi modal tambahan dan
investasi terbaik bagi kelebihan dana. Sub sistem Intelijen Keuangan digunakan
untuk mengidentifikasikan sunber – sumber terbaik modal tambahan dan investasi
terbaik. Informasi yang diperoleh berasal dari dua pihak, yakni Pemegang saham
dan masyarakat keuangan. Subsistem inteligensi keuangan mengumpulkan data dari
masyarakat keuangan, yaitu bank, agen pemerintah, pasar pengaman, dan
sebagainya. Subsistem ini memonitor denyut nadi ekonomi nasional dan memberikan
informasi kepada eksekutif perusahaan dan analis keuangan mengenai trend yang
dapat mempengaruhi kondisi perusahaan. Dalam beberapa tahun yang lalu,
lingkungan yang dimonitor subsistem ini telah meluas dari lingkup nasional
menjadi internasional.
Sumber :